Wartawan Peras Kepala Sekolah: Wali Murid Akui Ada Guru SDN 3 Sidomukti Kendal Potong Uang PIP

KENDAL, Lingkarjateng.id – Tiga orang tua murid dari SDN 3 Sidomukti, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal, memberikan kesaksian atas dugaan pemotongan uang bantuan dari Program Indonesia Pintar (PIP) pada kasus pemerasan oleh oknum wartawan. Ketiganya berinisial S, D dan W, yang ditemui di kediamannya masing-masing, mengungkapkan kesaksian pada Senin, 10 Juni 2024.

Sebelumnya, kasus ini berawal dari adanya dua oknum wartawan dan satu LSM yang diduga melakukan pemerasan kepada Kepala Sekolah SDN 3 Sidomukti terkait dugaan adanya pemotongan bantuan PIP. Ketiga oknum tersebut diamankan Unit Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polsek Weleri pada Sabtu, 9 Juni 2024, atas laporan dari seorang pihak sekolah kepada salah satu warga. Warga tersebut kemudian melapor kepada anggota Polsek Weleri, Kendal.

Hari ini, Senin, 10 Juni 2024, Humas Polres Kendal, Deni, mengonfirmasi bahwa kasus tersebut sudah sampai pada tahap gelar perkara oleh penyidik. Selain itu, salah satu terduga juga telah memberikan kesaksian pada awak media, bahwa ia mempunyai sejumlah bukti adanya pemotongan uang PIP sebesar Rp100.000 di SDN 3 Sidomukti.

Adanya pemotongan bantuan PIP sebesar Rp100.000 di SDN 3 Sidomukti dikonfirmasi oleh tiga orang tua murid. Dari ketiganya, dua di antaranya membenarkan dengan jelas adanya pemotongan, sementara salah satunya mengaku belum mengetahui dengan pasti hal tersebut.

Seorang wali murid berinisial S, menyatakan bahwa benar ada pemotongan uang PIP. Bantuan yang telah didapat sejak tahun 2020 tersebut baru-baru ini turun pada bulan Mei sebesar Rp450.000. Kemudian, ia mengaku menyerahkan uang Rp100.000 kepada salah seorang oknum guru sebagai pemotongan bantuan tersebut.

“Benar ada, Mas. Anakku dapat dari tahun 2020, mendapat empat kali, satu tahun sekali, sejumlah 450 ribu. Keluar kemarin bulan lima, dan benar dipotong 100 ribu diberikan pada salah satu guru,” bebernya.

Hal senada juga diuangkapan salah satu orang tua murid berinisial D. Ia membenarkan adanya pemotongan uang sebesar Rp100.000 dari bantuan PIP yang didapat anaknya yang duduk di bangku kelas 1. Ia mengaku sudah mendapat bantuan PIP dua kali, masing-masing sebesar Rp450.000. Selanjutnya, ia memberikan Rp100.000 kepada salah satu guru dengan alasan adanya administrasi.

“Ya, benar, Mas. Ada pemotongan 100 ribu. Anak saya kelas satu, sudah turun dua kali ini, mendapat 450 ribu dan diberikan ke guru 100 ribu, alasannya karena administrasi, Mas,” jelasnya.

Kemudian W, yang anaknya duduk di bangku kelas 3 dan 4 di SDN Sidomukti juga mendapat bantuan PIP. Besaran yang didapat adalah Rp450.000 dan buku tabungan rekening miliknya belum diserahkan ke pihak sekolah. Sebelumnya, bantuan tersebut diurus oleh istrinya. Namun, karena istrinya telah meninggal, kini dirinya yang mengurus terkait bantuan PIP anaknya tersebut. Adapun mengenai pemotongan uang bantuan, ia belum bisa memastikan karena buku tabungan PIP-nya belum diserahkan ke pihak sekolah.

“Masalahnya buku tabungan kan di sekolahan, dapatnya 450 ribu, dipotong di bank 50 jadi 400 ribu kemarin. Ini juga belum saya pulangin karena uangnya udah habis dipakai. Kemarin kan yang ngurus ibunya, sekarang ibunya meninggal, jadi saya kurang tahu. Katanya juga begitu, buku tabungannya belum tak pulangin, katanya dari orang tua yang lain ada (pemotongan), tapi saya kurang tahu dan belum mastiin,” ungkapnya.

Sementara itu, pihak sekolah SDN 3 Sidomukti saat ditemui wartawan Lingkar Jateng tidak merespon dan tidak menanggapi atas pertanyaan yang diajukan.

“Maaf, Mas, nggak tahu. Kita nggak tahu,” ucapnya. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkarjateng.id)

Similar Posts