JAKARTA, Lingkar.news – Massa pendemo di Gedung DPR RI yang terdiri dari para Kades dari seluruh Indonesia, akhirnya mulai membubarkan diri sekitar pukul 15.00 WIB.
Hal ini lantaran adanya seruan dan informasi baru terkait dengan rencana pertemuan antara pimpinan dewan dan pimpinan para Kades, sebagai tindak lanjut untuk membahas revisi UU No.6 Tahun 2014.
Koordinator Nasional Desa Bersatu, Muhammad Asri Anas meminta massa pendemo untuk membubarkan diri setelah dirinya bersama dengan sejumlah koordinator Kades mendapatkan kepastian janji bertemu dengan pimpinan dewan.
Demo Kades di Senayan Diwarnai Aksi Anarkis, Polisi Semprotkan Water Cannon
”Kami akan bertemu dengan Pimpinan DPR guna menyelesaikan pembahasan revisi UU No.6 Tahun 2014. Teman-teman aksi mohon percaya kepada kami selaku pimpinan organisasi desa yang akan bertemu dan menyelesaikan pembicaraan terkait UU Desa bersama pimpinan dewan nanti malam,” ujarnya pada Rabu, 31 Januari 2024.
Dirinya menyebut, perwakilan pimpinan desa yang akan ikut bertemu antara lain berasal dari Asosiasi Pengurus Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), Kades Indonesia Bersatu (KIB), Asosiasi Kepala Desa (AKD), Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI), dan lain-lainnya.
”Jangan ragukan komitmen kami dalam memperjuangkan revisi UU Desa agar bisa disahkan. Untuk itu, kami minta kepada teman-teman aksi untuk membubarkan diri dengan tenang, sambil mempercayakan kepada kami untuk menyelesaikan revisi UU Desa,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, mengatakan aksi demo para Kades diwarnai dengan aksi perusakan di pagar luar Gedung DPR di Senayan. Pihaknya mengakui jika rencana perusakan itu sudah dipersiapkan.
Ia menuturkan, pihaknya bahkan sempat merazia 30 ban bekas.
”Anggota kami sebelumnya telah merazia adanya ban-ban bekas yang dipersiapkan dalam aksi demo tersebut. Ada sekitar lebih dari 30 ban bekas yang dirazia. Bayangkan saja kalau 30 ban bekas tersebut dibakar semuanya, bisa dipastikan asap hitam akan mengepul dan seolah-olah nanti dapat membuat kekacauan,” terang dia.
Dalam menghadapi para pendemo, Kapolda mengaku memerintahkan anggotanya untuk terus bersabar. Pihaknya pun menyatakan hanya menggunakan air untuk menghalau sebagian massa aksi yang hendak rusuh.
Tuntut Perpanjangan Masa Jabatan Disahkan, Para Kades Ancam Boikot Pelaksanaan Pemilu 2024
”Kami hanya bertahan dan pergunakan semprotan air untuk meredakan aksi pendemo. Kalau tadi ada yang terkena lemparan, terus terang saya tidak tahu. Soalnya benda yang dilempar itu beton yang berasal dari pecahan tembok di sekitar pagar, bisa jadi temannya yang melempar tidak kuat jauh sehingga terkena mereka yang ada di depannya,” papar dia.
Kapolda menyayangkan perilaku dari Pamong Praja di tingkatan desa yang melakukan tindakan rusuh dan perusakan tembok dan pagar Gedung DPR di Senayan.
Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan penyelidikan terhadap pelaku perusakan.
”Harusnya mereka dalam menyampaikan aspirasinya tidak membenarkan tindakan-tindakan rusuh seperti itu. Kami akan selidiki para pelaku perusakan berdasarkan dokumentasi-dokumentasi yang ada,” jelas dia.
Sebelumnya, aksi unjuk rasa di depan gedung parlemen DPR RI berlangsung ricuh. Situasi memanas. Pihak kepolisian pun bersiaga menyiapkan pasukan Detasemen 45, PRC, barikade, mobil water canon dan mobil tempur untuk memukul mundur para pendemo.
Pendemo yang terdiri dari para kepala desa (kades) dan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) ada yang mengikat pagar Gedung DPRD dengan tali untuk merobohkannya. Massa bermaksud hendak membobol masuk. Akibatnya mereka disemprot water canon oleh para polisi yang berjaga dari dalam Senayan. (Lingkar Network | Arif Prayoga – Lingkar.news)