JEPARA, Lingkar.news – Ketua DPRD Jepara Haizul Ma’arif mengatakan, masalah ekonomi dan pendidikan menjadi dua faktor penting yang menjadi latar belakang terjadinya kawin anak dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Hal tersebut disampaikannya saat Dialog Interaktif Jaring Asmara dengan tema Fenomena Kawin Anak dan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Kabupaten Jepara, di LPPL Radio Kartini Fm, pada Sabtu, 20 mei 2023.
“Memang semuanya kembali ke perilaku masing-masing, tetapi perilaku seseorang juga disebabkan oleh pikiran, suasana hati, dan juga kondisi kehidupan seseorang tersebut. Tapi dua faktor tersebutlah yang sangat dominan,” ungkap Gus Haiz, sapaan lekat Ketua DPRD Jepara.
Selain itu, Gus Haiz menyebutkan, sisi religiusitas dari seseorang juga menjadi faktor penyebab kawin anak dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kurangnya keimanan, ketakwaan, atau yang menganggap agama hanya sebagai label saja dan kurangnya pendalaman terhadap agama ini juga menyebabkan terjadinya faktor tersebut,” jelasnya.
Menurutnya, peran orang tua dan keluarga menjadi hal yang sangat penting bagi keberlangsungan anak dalam mengambil keputusan. Jika berbicara pernikahan dini, kata Gus Haiz, restu dari orang tua adalah hal yang penting dalam sebuah pernikahan.
“Orang tua harus ikut andil dan memang mengintervensi di sana, sehingga dari pernikahan itu anaknya betul-betul produktif. Jadi peran orang tua itu sangat luar biasa penting untuk menuntun anak-anaknya menuju bahtera rumah tangga atau masa depan yang lebih baik,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Haiz menyampaikan bahwa Pemkab Jepara sudah memunculkan Perda terkait perlindungan anak.
“Kalau memang itu dianggap perlu perbaikan review, saya kira kita bisa kemudian menerima masukan dari masyarakat untuk mereview Perda tersebut. Tapi kalau tidak dijalankan dan tidak ada kesadaran dari masyarakat, ini sama sekali tidak akan berpengaruh,” imbuhnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)