Terdampak Kapal Karam di Kendal, DKP Salurkan Bantuan

KENDAL, Lingkarkendal.com – Pemerintah Kabupaten Kendal menyalurkan bantuan kepada para korban terdampak kapal karam di Desa Gempolsewu dan Sendang Sikucing, Kecamatan Rowosari, pada Kamis, 2 Januari 2025.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kendal, Hudi Sambodo, mengatakan bantuan tersebut berasal dari Baznas Kendal. Penerima bantuan adalah para nelayan yang telah bergotongroyong mengevakuasi secara manual kapal karam senilai total Rp 5 juta rupiah.

“Kemudian bantuan sosial bagi anak buah kapal (ABK) yang terdampak kecelakaan kapal di perairan Desa Sendang Sikucing, ada 9 ABK masing-masing menerima santunan Rp300 ribu. Dan bantuan sosial santunan kematian kepada ahli waris almarhum Solikin yang meninggal saat kapalnya tersangkut kapal yang karam senilai Rp2 juta,” paparnya di Aula Kecamatan Rowosari, Kamis, 2 Januari 2025.

Hudi menyampaikan bahwa kapal yang karam di pintu keluar masuk ke TPI Tawang itu menyebabkan sejumlah kapal nelayan rusak serta terganggunya aktivitas nelayan namun saat ini sudah di evakuasi secara manual oleh para nelayan setempat.

“Jadi selama empat hari, dimana setiap harinya ada sekitar 20 nelayan yang bergotong royong mengevakuasi kapal dengan cara bangkainya dipecah-pecah supaya mudah evakuasinya. Jaring juga sudah berhasil diangkat, tapi ada satu tonggak yang belum bisa di evakuasi menunggu ombak surut dulu. Sekarang lalu lintas keluar masuk kapal sudah lancar,” bebernya.

Sebelumnya pemerintah Kabupaten Kendal telah berusaha maksimal dengan meminta bantuan CSR hingga upaya akan menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk mengevakuasi kapal karam tersebut.

“Kita sudah rapat beberapa kali, tadinya kita akan menggunakan BTT dari Pemda dan kita batalkan karena sudah dilakukan evakuasi manual oleh nelayan. Dan kita mengganti sekadar uang makan yang bersumber dari Baznas,” terang Hudi.

Hudi menyebutkan, DKP Kendal juga tidak henti-hentinya memberikan informasi iklim dan cuaca, terutama saat memasuki musim barat dan cuaca ekstrem atau tidak terduga. Sebab gelombang tinggi bisa menyebabkan sedimentasi dan berpotensi menyebabkan kecelakaan kapal.

“Ada total delapan kapal yang mengalami kecelakaan. Yang karam dua, yang lainnya tersangkut dan sempat karam tapi bisa ditarik dan diselamatkan. Penyebabnya adalah ombak besar dan sedimentasi yang menyebabkan kapal kandas, kemudian kurang kehati-hatian nelayan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarkendal.com)