KENDAL, Lingkarjateng.id – Para nelayan di Kabupaten Kendal mulai mengeluhkan pendangkalan akibat sedimentasi di beberapa sungai yang menjadi jalur masuk ke perkampungan dari laut di beberapa wilayah di Kabupaten Kendal.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kendal, Triono, menjelaskan para nelayan tidak dapat beraktivitas karena perahunya tidak dapat melewati lumpur pendangkalan
Triono menyebutkan pendangkalan setidaknya terjadi di muara Tawang, Sendang Sikucing, Korowelang, Bandengan hingga Karangsari.
“Kemarin sudah kita usulkan, supaya ditangani. Namun sampai sekarang masih belum ada tindak lanjut,” ujarnya, pada Rabu, 15 Februari 2023.
Ia berharap pemerintah segera menindaklanjuti permasalahan yang tengah dihadapi para nelayan tersebut.
“Karena nelayan juga sebagai penyumbang pendapatan asli daerah. Jadi, kalau akses jalur kapal dan perahu nelayan tidak ditindaklanjuti, maka kami para nelayan kesulitan untuk berangkat melaut dan membutuhkan waktu terlalu banyak ketika akan sampai ke laut dan juga pulang melaut,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kendal, Hudi Sambodo, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa saat ini masih musim baratan. Sehingga kondisi muara sungai menjadi dangkal karena adanya sedimentasi.
“Nanti akan kita evaluasi saat musim timuran. Karena biasanya di musim timuran, sedimentasi akan terseret ke laut. Minggu kemarin, Kepala Dinas Kelautan Provinsi sudah meninjau lokasi dan masih melakukan evaluasi, terkait dengan muara,” jelasnya.
Hudi menambahkan, jika nantinya ternyata muara yang lama contoh seperti di Tawang, Kecamatan Rowosari mengalami sedimentasi, maka harus menggunakan muara baru, yang terbentuk akibat gelombang dan banjir.
Di sisi lain, Ketua Komisi B DPRD Kendal, Dian Alfat Mochammad, menegaskan akan terus mendorong pihak-pihak terkait guna mengatasi permasalahan pendangkalan di muara pesisir.
“Dulu pernah mengusulkan, namun hingga saat ini belum ada kejelasan dari pihak-pihak terkait. Kami akan terus mendorong Dinas Kelautan dan Perikanan Kendal, untuk berkoordinasi dengan pusat dan provinsi agar segera tertangani,” tandasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)