KENDAL, Lingkarjateng.id – Sepanjang Januari hingga Oktober 2022 telah terjadi 123 kejadian bencana alam di wilayah Kabupaten Kendal. Terdiri dari 59 kejadian banjir, 22 kejadian tanah longsor, 39 kejadian puting beliung, dua kekeringan dan satu kejadian kebakaran hutan atau lahan.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati (Wabup) Kendal, Windu Suko Basuki saat memimpin upacara Apel Siaga Bencana dan Pengukuhan Relawan Sar Arnavat Polres Kendal di Alun-Alun Kabupaten Kendal pada Kamis, 3 November 2022.
Wakil Bupati (Wabup) Kendal mengatakan bahwa kejadian bencana alam tersebut berdampak pada rusaknya rumah warga dan fasilitas umum serta polusi udara. Sehingga, peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana sangat penting dan diperlukan.
“Peran serta masyarakat sangat penting terutama untuk memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, melakukan kegiatan penanggulangan bencana dan memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penanggulangan bencana,” kata Windu Suko Basuki.
Dijelaskan, wilayah Kabupaten Kendal termasuk daerah di wilayah pantura Jawa Tengah yang rentan berpotensi bencana alam khususnya banjir, baik dari luapan sungai-sungai besar maupun banjir bandang. Sehingga, diperlukan kewaspadaan dan kesiagaan untuk menghadapi munculnya potensi bencana.
“Ini sangat penting demi menghindari jatuhnya korban jiwa atau kerusakan yang menimbulkan kerugian harta dan benda yang tentunya tidak kita inginkan bersama,” ujarnya.
Dirinya mengimbau masyarakat Kendal selalu menerapkan prinsip kesiapsiagaan dan meningkatkan kesadaran mitigasi bencana. Selain itu, mengantisipasi sejak dini terjadinya bencana alam, terutama melakukan pengecekan di wilayah yang berpotensi bencana alam.
“Seperti banjir dan longsor, dengan membersihkan saluran air drainase, mengecek wilayah yang berpotensi longsor dan lainnya yang menimbulkan bencana,” imbuh Wakil Bupati.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal Sigit Sulistyo mengungkapkan memasuki musim hujan, pihaknya telah memastikan kesiapsiagaan seluruh elemen untuk mengantisipasi potensi bencana.
“Kondisi sekarang kita sudah memasuki bulan November, sehingga memang harus selalu waspada terutama untuk bencana hidrometeorologi, apel siaga ini kita mengapelkan peralatan-peralatan yang menunjang manakala terjadi bencana,” ungkap Sigit.
Sigit menjelaskan, prakiraan potensi banjir di wilayah Kabupaten Kendal masuk dalam kategori rendah, sedang dan tinggi. Ada beberapa titik rawan di Kabupaten Kendal yang perlu diwaspadai terutama bencana tanah longsor dan banjir.
“Terutama untuk banjir dan longsor berada di dua eks kawedanan, yaitu baik di Siboli yakni Kecamatan Singorojo, Boja dan Limbangan, maupun di Selokaton yakni Sukorejo, Sukorejo, Plantungan, Pageruyung dan Patean,” jelasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)