Perjuangan Selamatkan Pantai Sendang Sikucing Kendal dari Abrasi 150 Meter

KENDAL, Lingkarjateng.id – Abrasi di pantai utara jawa menjadi perhatian apalagi ditambah dengan kejadian air laut yang masuk ke daratan atau rob. Di salah satu objek wisata favorit Kabupaten Kendal yang berada di pantai utara jawa yaitu Sendang Sikucing, menjadi masalah yang serius. Akibat adanya abrasi, garis pantai berkurang hingga 150 meter sejak 10 tahun terakhir.

Pengelola Pantai Sendang Sikucing, Ahmad Mahrozi adalah orang yang secara intens memperhatikan abrasi. Berkurangnya garis pantai hingga 150 meter, tentu membuat minat pengunjung untuk berwisata menjadi berkurang.

“Abrasi terparah terjadi pada tahun 2018. Semua sarana dan prasarana wisata hancur diterjang ombak, panggung hiburan yang menjadi tumpuan kami untuk menarik daya wisata di momentum lebaran dan tahun baru, tak lagi bisa digunakan. Pemasukan jelas menurun drastis,” ujar Rozi saat ditemui pada Minggu, 10 Desember 2023.

Bebas Abrasi, Pantai Sendang Sikucing Kendal Kini Nyaman untuk Wisatawan

Dirinya sebenarnya sudah mempunyai solusi, namun karena keterbatasan anggaran jadi belum terealisasi. Breakwater atau sabuk pantai, menurut Rozi adalah cara tepat menanggulangi abrasi. Sebagai pengelola pantai yang kebetulan tinggal tak jauh dari objek wisata, tentu warga asli Desa Sendang Sikucing itu memiliki rasa kecintaan yang sangat tinggi.

Picsart 23 12 10 14 34 17 387
BEBAS ABRASI: Pantai kembali ada setelah 3 tahun terakhir dibangun breakwater di sebelah timur dan barat serta tengah. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)

Ia tidak henti-hentinya meminta adanya sabuk pantai agar pantai yang dikelola bisa kembali menjadi luas dan dipakai untuk bermain serta berwisata. Upaya yang tidak henti-hentinya ia lakukan akhirnya membuahkan hasil. Namun sayangnya terealisasi setelah titik kerawanan mencapai angka maksimal. Tahun 2018 saat jarak pantai ke laut tinggal beberapa langkah, baru ide pembuatan breakwater disepakati.

“Setelah keparahan terjadi dan pantai hanya hitungan langkah (jarak dari laut ke pantai, red). Jika tidak ditangani, sudah pasti Pantai Sendang Sikucing tinggal nama saja. Namun pemerintah daerah akhirnya setuju untuk membuat breakwater,” lanjutnya.

Secara bertahap, usai dibuka kembali pasca tutup total karena dampak Covid 19, akhirnya tahun 2020 dimanfaatkan untuk pembangunan breakwater. Tahap pertama dibangun sepanjang 30 meter di sisi timur dan barat.

Persis seperti yang dikatakan oleh Mahrozi sebagai pengelola dan pencinta pantai Sendang Sikucing, akhirnya pantai yang sebelumnya terkena abrasi kembali muncul.

Tiga tahun breakwater dibangun di sebelah barat dan timur serta tengah dengan panjang yang mencapai 50 meter. Objek wisata kebanggaan Kabupaten Kendal ini sudah mendapatkan pantainya kembali. Pantai yang sudah kembali dan kemudian ditanami cemara laut itu, sudah ada 40 meter dan membuat nyaman para wisatawan.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata, Ahmad Ircham Chalid membenarkan adanya anggaran untuk pembangunan breakwater.

“Kami membangun secara bertahap karena tingkat abrasi tinggi dan menyebabkan tingkat kunjungan wisatawan menurun, sementara pantai Sendang Sikucing merupakan andalan kami dalam memenuhi target PAD,” kata Ircham.

Saat ini, berkat kegigihan dari seorang pengelola pantai yang tidak henti-hentinya menyuarakan penyelamatan dari abrasi, kondisi pantai menjadi rindang karena tanaman cemara laut. Bahkan belum lama ini, pantai yang sudah kembali karena abrasi juga ditanam sekitar 500 pohon cemara laut. Bahkan beberapa gazebo dibangun untuk mempercantik dan memberikan kenyamanan wisatawan. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Lingkarjateng.id)