Pemdes Desak Pemkab Kendal segera Respons Perbaikan Jembatan Gantung Wonosari

KENDAL, Lingkarjateng.id – Pemerintah Desa Wonosari, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal berharap pemerintah dapat segera memperbaiki jembatan gantung Wonosari. Kondisi jembatan peninggalan Belanda usia ratuhan itu sudah banyak yang bolong.

Keberadaan jembatan gantung Wonosari itu merupakan infrastruktur vital, khususnya bagi petani jagung di daerah tersebut. Jembatan gantung yang terdiri dari alas papan kayu itu kondisinya sudah banyak yang bolong dibagian pinggir sehingga membahayakan masyarakat yang melintas.

Kepala Desa Wonosari, Mukalil, mengungkapkan bahwa daerah mereka merupakan penghasil pertanian jagung terbesar di Kabupaten Kendal dan jembatan gantung Wonosari merupakan akses satu-satunya bagi para petani untuk aktivitas pertaniannya.

Desa Wonosari memiliki luas kebun jagung sekitar 120 hektare, yang mampu menyumbang produksi jagung sebanyak 10,000 – 12,000 ton setiap tahun, dan memberikan kontribusi ekonomi senilai Rp55 hingga Rp70 miliar.

Bahayakan Warga, Jembatan Gantung Usia Ratusan Tahun di Wonosari Kendal Butuh Perbaikan

Oleh karena itu, perbaikan jembatan menjadi sangat penting untuk mencegah kerusakan yang dapat menghambat aktivitas pertanian. 

“Jika dibiarkan, besi jembatan bisa saja mengalami karat, dan alas jembatan pun terbuat dari kayu sudah mulai rapuh,” ujar Mukalil, Kamis, 1 Februari 2024.

Pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Kendal dapat segera merespons permohonan perbaikan jembatan demi kelancaran akses transportasi para petani jagung serta menjaga keberlanjutan produksi pertanian di daerah tersebut.

Sementara itu, Ngarimen, seorang petani jagung desa setempat, mengaku setiap harinya khawatir saat melintasi jembatan gantung Wonosari membawa hasil pertanian.

Ngarimen menyatakan tidak ada jalan lain kecuali melalu jembatan tersebut.

“Kami hanya agak khawatir melewati jembatan itu, apa lagi saat ini musim hujan,” terangnya. (Lingkar Network | Robison – Lingkarjateng.id)