PATI, Lingkar.news – Macet jalur pantura, Juwana-Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat sekitar. Kendaraan besar mengular panjang dan debu tebal menghinggapi barang dagangan pemilik toko di jalan raya Pati-Juwana.
Tampak suasana toko alat pertanian milik salah satu warga, Tono, yang sepi pembeli. Toko yang sudah berdiri hampir 5 tahunan ini banyak dilapisi plastik pembungkus, bukan tanpa alasan, debu akibat banyaknya kendaraan besar yang melintas membawa debu ini masuk hingga toko bagian dalam.
“Saya jualan sudah lima tahun lebih. Dulu kondisi jualan lancar. Ya, semenjak Covid-19, toko mengalami penurunan, setelah Covid-19 mulai mereda, yah malah pembangunan jembatan yang bikin macet. Ada pengaruh memang, orang malas ke sini karena macet, jalan juga jadi becek karena bahu jalan sering dilewati,” ungkapnya.
Pedagang Keluhkan Omzet Turun Drastis Imbas Macet Juwana-Batangan
Di jalan raya Pati Juwana sendiri di waktu tertentu sering terjadi kemacetan. Hal ini menyebabkan pelanggan dari wilayah barat seperti di Kecamatan Winong tak lagi datang ke toko ini. Kondisi macet dan semrawut menjadi penyebab sepinya pembeli.
Pemilik toko kini memilih sabar dan bertahan dengan tetap membuka toko sembari menunggu beroperasinya jembatan Juwana yang kini sedang diperbaiki. Kondisi ini memaksa mereka tetap bertahan meski omzet turun hingga 60 persen.
“Dulu ada 3 karyawan. Dia tidak enak sendiri karena kondisi sepi dan akhirnya keluar cari kerjaan lain. Kita tidak pernah mecat karyawan, istilahnya kondisi terlalu parah. Bukan kita saja yang alami, semua toko semua juga mengeluh. Dari dulu kita buka jam 8 sampai setengah empat lancar saja. Sekarang seperti hari ini saja belum terjual sama sekali,” keluhnya.
Tak hanya macet, pihaknya juga rutin menguruk lubang depan tokonya mengingat sering hujan dan dilalui pengendara roda 2 maupun 4. Hal ini ia lakukan demi keselamatan pengguna jalan dan pelanggan tokonya. (Lingkar Network | Khairul Misbah – Koran Lingkar)