KENDAL, Lingkarjateng.id – Bupati Kendal, Dico M. Ganinduto menyampaikan bahwa walau dalam kondisi pandemi Covid-19 dan isu adanya resesi global di tahun 2023, investasi di Kabupaten Kendal justru mengalami peningkatan baik di bidang industri maupun pariwisata.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Kendal saat menjadi narasumber di salah satu stasiun TV nasional, baru-baru ini.
“Industri yang ada di Kabupaten Kendal sumbernya ada dua investor, yaitu dari dalam dan dari luar negeri, yang mana sekarang tenant-nya sudah bertambah banyak. Pastinya ini sudah didukung dengan utility yang sudah memadai di Kabupaten Kendal, sehingga diharapkan akan terus meningkat akhir tahun 2022 hingga 2023 mendatang,” tutur Bupati Dico.
Menurut Bupati Dico, Kabupaten Kendal secara geografis letaknya sangat strategis, memiliki infrastruktur yang sangat mendukung sekali, ada akses jalan tol, akses jalan ke Kawasan Industri juga sudah bagus. Kemudian, untuk Kawasan Industri Kendal (KIK) lahan peruntukannya ada 5.000 hektare yang 2.200 hektarnya untuk Kawasan Ekonomi Khusus.
“Selain itu, Kendal sudah memiliki Mall Pelayanan Publik Satu Atap, jadi untuk perizinan bagi para investor kita berikan kemudahan dan stimulus bagi para pelaku usaha. Kalau saya melihat utility Jawa Tengah, khususnya Kendal sekarang sudah cukup memadai, seperti listrik, air baku dan energi gas sudah mulai dibangun dari Semarang-Batang dan nantinya akan masuk ke Kawasan Industri,” ungkapnya.
Bupati Dico menambahkan, bahwa salah satu iklim investasi itu adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Jadi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal melalui dinas terkait telah fokus menyiapkan tenaga kerja asli Kendal untuk bekerja di perusahaan-perusahaan KIK. Hal ini sebagai upaya untuk menumbuhkan ekonomi dan mendapatkan multiplier effect berdirinya kawasan Industri di Kendal.
Selain itu, Bupati Dico mengatakan, Jawa Tengah khususnya Kendal ini adalah pintunya Industri. Jadi yang dibutuhkan untuk melompat ke pintu pintu keluar atau akses yang sampai saat ini masih terkendala, yaitu belum memiliki pelabuhan yang memadai, mengingat KIK produk orientasinya 70 persen adalah ekspor.
“Dari 70 persen ini mungkin mereka harus ekspor melalui Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Ini adalah isu yang menarik jika Industri di Jawa Tengah ingin lebih cepat maju lagi. Kami dari Kabupaten Kendal membutuhkan pelabuhan yang memadai untuk ekspor ke luar negeri, sehingga kami menunggu kebijakan-kebijakan dari Pemerintah Pusat terkait dengan pembangunan pelabuhan yang memadai tersebut,” pungkasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar)