JAKARTA, Lingkar.news – Mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Tunisia meluncurkan program Celengan Ganjar sebagai bentuk kampanye sehat mendukung calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 2 Ganjar Pranowo–Mahfud MD mengikuti kampanye Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
“Program Celengan Ganjar ini sejujurnya berangkat dari pengalaman pribadi. Tepatnya beberapa tahun lalu, ketika saya dinyatakan lulus di perguruan tinggi di Tunisia. Namun saat itu saya tidak punya dana untuk tiket pesawat. Pada momen itu, saya mendapat bantuan dari banyak pihak, mereka bergotong-royong, patungan sehingga saya bisa berangkat ke Tunisia untuk kuliah,” kata penggagas Celengan Ganjar Nata Sutisna dalam keterangannya di Jakarta, baru-baru ini.
Diadakan di Kota Tunis, Tunisia, Nata menuturkan program tersebut dilakukan para mahasiswa secara blusukan pada Sabtu, 30 Desember 2023, sebagai bentuk ketulusan para mahasiswa yang berharap pemimpin Indonesia ke depan dapat berpihak pada 270 juta lebih rakyat Indonesia.
Setelah mengadakan blusukan itu, ia mengaku seperti melihat harapan baru mengenai kepedulian generasi muda terhadap masa depan Indonesia. Dia merasa programnya menjadi energi baru bagi Ganjar Pranowo, sehingga dapat menghapus politik liberal yang menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh kekuasaan, termasuk politik uang.
“Celengan Ganjar ini juga menjadi sebuah seruan untuk say no to money politic, katakan tidak pada politik uang. Para capres atau caleg yang ngasih uang ke rakyat, atau menyuap rakyat untuk memilih yang bersangkutan, itu tidak diperbolehkan karena itu namanya money politic. Namun, kalau dana dari rakyat, lalu disalurkan untuk membantu capres atau caleg berkampanye sehat, baru itu dibenarkan oleh undang-undang, selama nominalnya sesuai dengan peraturan,” ujar pemuda asal Purwakarta, Jawa Barat itu.
Nata berharap meski dana yang dimiliki para mahasiswa sangat terbatas, namun kekuatan yang lahir dari ketulusan rakyat mampu membawa kemenangan bagi pasangan nomor urut tiga tersebut.
Dia juga menyebutkan bahwa biaya politik Indonesia yang mahal, memungkinkan capres atau cawapres berhutang pada oligarki. Hutang itu menurut dia yang menyebabkan kebijakan pemerintah tidak berpihak pada rakyat.
“Sebab itu, kami tidak mau di momen pemilu ini Pak Ganjar dan Pak Mahfud sampai pinjam uang sana-sini, apalagi berhutang pada oligarki,” tuturnya.
Karena itu ia berharap gotong-royong dari patungan tersebut dapat mengantarkan Ganjar-Mahfud menjadi pemimpin Indonesia yang mampu menangkap dengan jernih suara kebangsaan serta suara-suara “wong cilik” dan kedaulatan sepenuhnya bisa diraih oleh rakyat.
“Dana yang terkumpul akan kami salurkan melalui gotongroyongrakyat.id, platform yang disediakan oleh Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud. Harapannya, dana ini bisa bermanfaat buat Pak Ganjar blusukan plus, menyerap aspirasi rakyat, suara penuh harapan bagi kemajuan bangsa dan negara,” terangnya. (Lingkar Network | Ant – Koran Lingkar)