KENDAL, Lingkarjateng.id – Pasca diterjang arus sungai yang deras beberapa hari lalu, Jembatan Sasak yang ada di Desa Nawangsari, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal putus. Hal itu pun mengakibatkan akses warga menjadi terhambat sehingga harus memutar arah kendaraan yang cukup jauh. Pasalnya, jembatan tersebut menjadi penghubung beberapa desa dan menjadi jalur alternatif bagi para pengendara motor maupun pejalan kaki yang hendak ke pusat Kota Weleri.
Terlebih, hingga saat ini, Jembatan Kali Bulanan yang menjadi jalur utama belum bisa dilewati karena masih dalam tahap pembangunan.
Salah seorang warga Desa Weleri, Dias (30) yang sehari-hari bekerja di wilayah Desa Sumberagung mulai mengeluhkan dampak dari putusnya Jembatan Sasak. Dias mengaku setiap hari harus memutar jauh untuk mencapai tempat kerjanya.
“Padahal biasanya dekat kalau nyebrang Jembatan Sasak atau Kali Bulanan tidak ada satu kilometer. Sekarang harus memutar ke Dusun Kendayaan Penyangkringan jauh sekitar empat kilometer,” ungkapnya pada Senin, 24 Oktober 2022.
Dirinya berharap Jembatan Sasak Desa Nawangsari bisa segera diperbaiki agar memudahkan akses bagi para warga.
Sekretaris Desa Nawangsari, Muhammad Zaki menjelaskan, jembatan Sasak yang merupakan jalur alternatif ini dibangun dari hasil swadaya masyarakat. Usai putusnya jembatan Sasak, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk segera melakukan perbaikan kembali.
“Untuk perbaikan itu ‘kan kita akan musyawarahkan dengan pengelola dan BPD. Terkait anggaran kami sudah ada. Jadi dari hasil swadaya masyarakat kembali lagi ke masyarakat,” jelasnya.
Ia pun menyebut, pembangunan kembali Jembatan Sasak yang putus ini ditargetkan akan dilaksanakan pada awal November 2022.
“Perkiraannya kurang lebih Rp 100 juta tergantung ahli konstruksinya. Yang pasti nanti dibuat lebih bagus dan lebih aman,” imbuhnya.
Terpisah, Sekda Kendal, Sugiono mengatakan Jembatan Sasak merupakan jembatan sementara yang dibangun dari hasil swadaya masyarakat yang digunakan untuk jalur alternatif pejalan kaki maupun kendaraan roda dua.
“Jembatan Sasak itu ‘kan dibangun atas swadaya masyarakat desa, harapannya semoga nanti bisa diperbaiki lagi,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)