SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah negara Swiss memantapkan langkah kerja sama untuk menghadapi ancaman resesi global pada tahun 2023. Pemantapan kerja sama tersebut ditandai dengan pertemuan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kepala Direktorat Tenaga Kerja Kementerian Setneg Swiss Boris Zurcher di Semarang.
Boris mengatakan jika selama ini negerinya telah bekerja sama dengan Pemprov Jateng. Dirinya pun mengaku tidak khawatir dengan prediksi terjadinya resesi global.
Ia menyebut, kondisi perdagangan dua negara selama ini kondusif dan masih bisa dikembangkan. Apalagi, sudah ada perjanjian perdagangan bebas antara dua negara.
“Saya tidak punya bola kaca untuk meramalkan kondisi tahun depan, namun saya rasa akan terus berlanjut dan komitmen untuk kerja sama dengan Jateng tidak hanya untuk beberapa hari, tapi untuk jangka panjang,” ujarnya.
Selain itu, Swiss sudah punya beberapa proyek di Provinsi Jateng, sehingga saat ini melanjutkan dan memperdalam kerja sama yang sudah ada.
Ganjar mengapresiasi kerja sama yang telah dibangun dengan Swiss. Ia berharap ke depan beberapa sektor yang belum dijangkau akan menarik investasi dari Swiss.
“Besok rombongan dari Swiss akan melihat pabrik furniture yang selama ini didampingi di Kendal. Yang menarik, terkait perdagangan karbon karena Jateng potensi mangrove, hutan kita jaga itu bisa diperdagangkan di sana. Dan mereka selalu bicara teknologi dan kualitas tinggi, kalau kerja sama ditindaklanjuti akan dapat keuntungan,” katanya.
Pertemuan tersebut juga dihadiri Dubes Swiss untuk Indonesia Olivier Zender, Kepala Kerja Sama Ekonomi Dominique Paravicini, dan Kepala Unit Promosi Perdagangan Monica Rubiolo.
Dari Pemprov Jateng dihadiri Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng Ema Rachmawati, dan Kepala Disnakertrans Jateng Sakina Rosellasari ( Ara – Lingkarjateng.id )