JEPARA, Lingkar.news – Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta mengajak para santri semangat jihad intelektual untuk berjuang melawan kebodohan dan ketertinggalan, mengambil peran di era transformasi digital, dan terus berjuang membangun kejayaan negeri. Menurutnya, makna jihad secara kontekstual tidak selalu identik berperang mengangkat senjata.
Ia mengatakan, jihad intelektual dengan buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, memperdalam ilmu, dan menyebarkan cahaya. Ikut menangkal hoaks serta mengisi ruang-ruang digital untuk penguatan literasi keagamaan yang moderat berdasarkan prinsip Islam Rahmatan Lil Alamin.
Ada juga jihad di bidang ekonomi, lanjutnya, para santri harus berdiri di depan untuk menyejahterakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan dan pengangguran.
“Artinya, memperingati Hari Santri sebenarnya bukan hanya tentang santri, pesantren, kyai, maupun ulama. Tetapi juga memperjuangkan negeri dan perjuangan pendahulu kita yang harus kita lanjutkan,” kata Pj Bupati Jepara, saat memimpin apel pagi dalam acara Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2023 dengan tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”, di halaman Setda Jepara, pada Minggu, 22 Oktober 2023.
Pj Bupati Jepara berharap kepada para santri agar melaksanakan jihad pendidikan, jihad politik, jihad ekonomi, dan jihad kesehatan karena pengertian jihad bukan berarti perang mengangkat senjata tetapi memerangi masalah kesehatan, seperti stunting di Jepara yang belum tuntas.
“Saya mohon para santri semua dan teman-teman bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk bisa menurunkan stunting,” ajaknya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengingatkan kembali peristiwa bersejarah yaitu HSN diperingati setiap tanggal 22 Oktober merujuk pada Resolusi Jihad yang dicetuskan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1945. Seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang atau jihad yang dipimpin oleh para ulama maupun kyai bergerak dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Pj Bupati Jepara mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai penggagas Hari Santri Nasional yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui keputusan Presiden Republik Indonesia pada 22 Oktober 2015. Hari Santri menjadi bentuk penghargaan negara kepada para santri yang telah turut berjuang memerdekakan bangsa Indonesia.
“Saya memberikan apresiasi khususnya kepada NU, meskipun santri tidak harus selalu dari NU ada juga yang di luar NU. Bisa juga semua lapisan masyarakat bergembira dengan adanya peringatan Hari Santri untuk memberikan penghormatan kepada para santri, ulama, dan kyai,” ujar Edy.
Diketahui, acara ini diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jepara. Tema Hari Santri Nasional 2023 juga memiliki makna mendalam, dengan “jihad” dalam Islam mengacu pada perjuangan secara keseluruhan yang mencakup perjuangan untuk menguatkan iman, memperdalam ilmu, dan memperbaiki diri.
Turut hadir dalam acara ini di antaranya Forkopimda Jepara, Sekda Jepara beserta Asisten Sekda dan Staf Ahli Bupati, Kepala Kantor Kemenag serta Kepala Rumah Tahanan Jepara, Perangkat Daerah, Pimpinan DPRD, Kabag se-Setda Jepara, Pimpinan BUMD, Ketua Yaptinu Jepara, Rektor UNISNU, Mustasyar NU, Rois Syuriah NU, Ketua Tanfidziyah NU Jepara, Ketua PCNU dan Ketua PD Muhammadiyah, serta Ketua Aisyiyah dan Ketua KOKAM Jepara.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Jepara juga menyerahkan bantuan kepada fakir miskin, dhuafa, dan anak yatim piatu serta beasiswa untuk santri yang berprestasi senilai Rp 500 ribu per orang. (Lingkar Network | Koran Lingkar)