JEPARA, Lingkar.news – Pada tahun ini, Indonesia memberangkatkan sebanyak 221.000 jemaah dan 30 persen jemaah haji merupakan lansia berusia di atas 65 tahun.
Melihat banyaknya lansia yang ikut menunaikan ibadah haji pada tahun ini, Ketua DPRD Jepara yang juga menjadi pendamping haji Kabupaten Jepara meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk mengkaji ulang terkait dengan perizinan bagi lansia yang akan berangkat haji di tahun-tahun selanjutnya.
“Silakan dikaji bagaimana agar bisa melindungi lansia ini. Memang dilematis, mau tidak diberangkatkan kasihan juga sudah menunggu berpuluh-puluh tahun tapi kasihan juga jika diberangkatkan tidak ada yang mendampingi sangat tertatih-tatih dan kondisinya luar biasa. Ini harus menjadi pertimbangan pemerintah,” ujar Gus Haiz sapaan lekat Haizul Ma’arif di Jepara, Jawa Tengah, pada Senin, 17 Juli 2023.
Soroti 4 Fasilitas Haji 2023, Gus Haiz Dorong Pemerintah untuk Evaluasi
Tak hanya itu, menurut Gus Haiz, pengkajian ulang perizinan jemaah haji lansia memang harus segera dibahas karena melihat jumlah jemaah haji asal Indonesia yang meninggal di Tanah Suci pada tahun 2023 ini meningkat cukup signifikan.
“Data harian yang diterima tim pengawas haji total jemaah meninggal sebanyak 614 orang. Jumlah yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Seperti contoh di 2019 saja, jumlah yang meninggal tidak mencapai 400 jemaah,” jelasnya.
Gus Haiz menyatakan, usulan pengkajian perizinan jemaah haji kategori lansia ini karena berkaca dari regulasi negara-negara lain yang jarang sekali memperbolehkan lansia untuk berangkat haji dengan mempertimbang berbagai alasan.
Gus Haiz Sebut 5 Kloter Jamaah Haji Jepara Pulang ke Indonesia secara Bertahap
“Saya melihat kebijakan negara-negara luar, orang-orang tua tidak diperbolehkan berangkat haji, ada syarat-syarat ketentuannya,” ujarnya.
Selama menjadi pendamping haji tahun ini, Gus Haiz mengamati bahwa jumlah terbanyak jemaah haji yang menggunakan kursi roda berasal dari Indonesia. Padahal, keterbatasan kursi roda yang disediakan juga memengaruhi kelancaran selama prosesi ibadah haji berlangsung.
“Kursi roda ada, tapi sangat sedikit sekali. Saya meminta pemerintah mengkaji ulang terkait perizinan lansia. Tua boleh tapi yang sehat, ini yang harus menjadi evaluasi tahun-tahun berikutnya agar pelaksanaan haji semakin baik,” tegasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)