KENDAL, Lingkarkendal.com – Setelah memakan waktu renovasi selama dua tahun lebih, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal akhirnya meresmikan penggunaan ruang utama Masjid Agung Kendal untuk beribadah pada Jumat, 31 Januari 2025.
Penggunaan ruang utama Masjid Agung yang dibangun sejak 24 Desember 2022 tersebut diresmikan oleh Bupati Kendal Dico M Ganinduto bersama istri Wynne Frederica, didampingi wakil bupati terpilih Benny Karnadi, Ketua Takmir Masjid Asroi Tohir, ketua panitia pembangunan, sekaligus mantan Sekda Kendal Sugiono.
Bupati Dico mengatakan bahwa renovasi Masjid Agung Kendal yang didesain oleh arsitektur kenamaan Revano Satria tersebut merupakan salah satu program prioritasnya. Renovasi sendiri dilakukan tanpa mengurangi nilai sejarah dari Masjid Agung Kendal.
“Karena Masjid Agung Kendal ini merupakan salah satu ikonnya Kabupaten Kendal dan merupakan masjid tertua di Kabupaten Kendal. Kemarin kita melakukan rehabilitasi tapi tanpa mengurangi sejarah dari pada masjid ini,” katanya.
Ia berharap, Masjid Agung Kendal nantinya tidak hanya untuk kegiatan keagamaan saja, tetapi juga untuk kegiatan-kegiatan pendidikan maupun sosial.
“Mudah-mudahan harapan kami Masjid Agung Kendal ini dapat bermanfaat lagi. Mudah-mudahan dengan direnovasinya Masjid Agung Kendal ini manfaatnya bukan hanya untuk kegiatan keagamaan, tapi juga bisa untuk kegiatan pendidikan maupun kegiatan sosial,” harapnya.
Ketua panitia pembangunan, Sugiono, menerangkan bahwa pembangunan Masjid Agung Kendal saat ini telah mencapai sekitar 60 persen lebih dengan total anggaran mencapai sekitar Rp 35,2 miliar. Menurutnya, Rp 20 miliar dari anggaran tersebut bersumber dari dana hibah Pemkab Kendal.
“Insyaallah kita masih membutuhkan anggaran lagi sekitar Rp 25 miliar untuk menyelesaikan pembangunannya. Kami tetap berharap pemerintah daerah dan masyarakat bisa mensupport, sehingga harapannya tahun ini bisa selesai 100 persen,” harap Sugiono.
Ia menyebut peresmian ruang utama Masjid Agung Kendal tersebut dilaksanakan agar bisa segera difungsikan untuk beribadah. Pasalnya, selama masa pembangunan, para jemaah beribadah di serambi masjid bagian utara.
“Kita mau tempati ruang utama ini makanya kita resmikan dan kita doakan. Sambil jalan nanti dilaksanakan pembangunan yang kurang yaitu serambi bawah dan atas, kemudian penataan lingkungan,” terangnya.
Sementara itu, Arsitektur Masjid Agung Kendal, Revano Satria, menjelaskan bahwa desain masjid tersebut masih mempertahankan desain aslinya.
“Tentunya desainnya bagaimana kita membuat agar Masjid Agung ini menjadi landmark nomor satu di Kendal. Kita ingin membuat satu modul yang bagus, kita tidak ingin membuat dekorasi yang berlebihan, kita ingin membuat dekorasi yang selalu diingat. Satu saja cukup, lalu kita putuskan desain lengkungan ini,” bebernya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarkendal.com)