Dispertan Kendal Beri Pembinaan dan Pengawasan Petani Gula Aren

KENDAL, Lingkarjateng.id – Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kendal, Gunadi menyampaikan bahwa, pihaknya selalu memberikan pembinaan kepada para petani gula aren di Kecamatan Limbangan.

Adanya pembinaan itu, kata dia, menjadikan petani gula aren mengetahui cara memproduksi hingga melakukan pemasaran produknya.

“Dengan dilakukan pembinaan dan pengawasan dari Dispertan, para petani (gula aren, red) akan tahu bagaimana cara memproduksi hingga melakukan pemasaran,” kata Gunadi.

Sementara itu, Marno yang merupakan salah satu petani gula aren di Desa Peron, Kecamatan Limbangan, mengaku sudah sejak tahun 2017 menekuni pembuatan gula aren.

Marno mengatakan bahwa, proses awal pembuatan gula aren dimulai dari pengambilan air nira dari pohon are. Pengambilan air nira biasanya ia lakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore.

Setelah air nira terkumpul, kata dia, langkah selanjutnya yaitu menyaring air nira.

petani gula aren kendal
PROSES PEMBUATAN: Marno sedang melakukan proses pembuatan salah satu produk gula aren miliknya. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

“Air nira yang telah terkumpul kemudian disaring terlebih dahulu agar lebih bersih. Lalu dibawa ke tempat pemasakan,” jelasnya.

Marno melanjutkan, air nira yang telah disaring itu lalu direbus di atas wajan yang besar dengan api yang sedang selama kurang lebih 4 jam hingga 5 jam.

Marno mengingatkan, selama proses tersebut air nira harus diaduk hingga mengental dan tidak boleh ditinggal agar gula aren rasanya tidak pahit.

“Lama pemasakan sekitar 4-5 jam, tergantung pada bentuk tungku dan besarnya api. Nira aren yang sedang dimasak tidak boleh ditinggal, harus sesekali diaduk supaya tidak gosong dan mencegah hasil gula terasa pahit. Proses tersebut dilakukan sampai air nira mengental,” papar Marno.

Ia menambahkan, dalam sehari dirinya mampu memproduksi gula aren kurang lebih sebanyak 20 kilogram. Dari olahan gula aren tersebut, nantinya akan dijadikan empat produk, yakni gula aren cair, gula aren cetak, bandrek, dan gula aren semut.

“Untuk harganya sendiri beda-beda. Harga gula cetak Rp25.000 per kilogram, gula cair dijual dengan harga Rp17.000 per botol, gula semut dibanderol Rp70.000 per kilogram, sedangkan bandrek sendiri harganya dibanderol Rp80.000,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)