KENDAL, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kendal Ferinando Rad Bonay mengatakan saat ini peristiwa kenakalan remaja, seperti tawuran antarpelajar makin marak. Untuk menekan persoalan tersebut, pihaknya mendorong satuan pendidikan di Kabupaten Kendal melakukan pembinaan secara khusus dan mengarahkan murid kepada kegiatan positif.
Dalam hal ini, katanya, sekolah dapat melakukan identifikasi karakter anak didiknya. Selanjutnya dilakukan pendekatan dan pembinaan khusus. Serta diarahkan untuk melakukan kegiatan yang positif.
“Jadi pada saat kita melakukan pendekatan khusus itu kita akan tau kesenangannya apa. Sehingga bakat mereka bisa kita salurkan ke hal-hal positif dan akan mengurangi kegiatan-kegiatan negatif mereka,” ujar Ferinando usai menjadi narasumber dalam kegiatan Rapat Koordinasi Pengamanan Wilayah dalam Rangka Antisipasi Terjadinya Kenakalan Pelajar di Pendopo Tumenggung Bahurekso Setda Kendal, pada Selasa, 12 September 2023.
Menurutnya, dalam sistem pembelajaran kurikulum merdeka belajar yang telah diterapkan sekolah, para guru diminta untuk melakukan asesmen supaya dapat mengetahui karakter peserta didik.
“Harapan kami kalau sekolah memberikan perhatian khusus ke mereka, maka kita bisa mencegah hal ini. Pada prinsipnya tidak ada anak yang nakal, hanya karena pembinaan yang kurang baik. Sehingga terjerumus ke arah kenakalan remaja,” tandasnya.
Kasat Binmas Polres Kendal, Iptu Subeki mengatakan dalam mengatasi kenakalan remaja yang akhir ini semakin marak, perlu adanya koordinasi dengan guru maupun sekolah dalam melakukan pembinaan.
“Kami dari kepolisian berkolaborasi bersama melakukan pembinaan, bagaimana minimal menekan tawuran itu terjadi. Karena masalah tawuran ini dilakukan oleh anak-anak masih di bawah umur,” jelasnya.
Menurutnya, tawuran yang dilakukan anak-anak di bawah umur tersebut dipicu karena pengaruh dari teman sebayanya hingga media sosial.
“Mereka secara emosional mudah terprovokasi. Nah hal seperti ini butuh sentuhan baik dari keluarga, lingkungan sekolah, termasuk tokoh masyarakat dan sebagainya. Sehingga kalau tiga unsur ini berkolaborasi dengan baik, insya Allah kegiatan tawuran ini tidak akan terjadi lagi,” imbuh Iptu Subeki. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)