PURWOKERTO, Lingkar.news – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Rony Hartawan mengatakan, kenaikan harga beras menjadi penyumbang terbesar inflasi bulan Januari 2023 di Purwokerto dan Cilacap.
“Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada bulan Januari 2023 di Purwokerto tercatat sebesar 0,37 persen month to month (mtm), sedangkan di Cilacap sebesar 0,45 persen mtm,” kata Rony di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, pada Kamis, 2 Februari 2023.
Menurut dia, inflasi bulan Januari 2023 di Purwokerto tercatat turun sebanyak 12 basis poin, dibandingkan inflasi Desember 2022 yang mencapai 0,49 persen mtm.
Sementara, inflasi bulan Januari 2023 di Cilacap, kata dia, tercatat turun sebanyak 14 basis poin dibandingkan inflasi Desember 2022 yang sebesar 0,59 persen mtm.
Di sisi lain, lanjut dia, inflasi tahunan pada bulan Januari 2023 di dua kota tersebut terpantau berbeda. Di Purwokerto tercatat meningkat sebesar 6,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Sedangkan di Cilacap terpantau sebesar 6,16 persen yoy atau lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan bulan Desember 2022 yang tercatat sebesar 6,81 persen.
Ia mengatakan inflasi di kedua kota tersebut utamanya dipengaruhi oleh kenaikan harga kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, yakni di Purwokerto sebesar 1,18 persen yoy, sedangkan di Cilacap sebesar 1,53 persen yoy.
“Pada kelompok makanan, beras tercatat sebagai komoditas utama penyumbang inflasi disebabkan oleh faktor kelangkaan pasokan di tingkat produsen sekitar Purwokerto dan Cilacap disusul masa panen yang belum tiba,” tegas Rony.
Menurut dia, lima komoditas utama penyumbang inflasi di Purwokerto adalah beras (0,18 persen), rokok kretek-filter (0,09 persen), cabai merah (0,05 persen), tarif kereta api (0,04 persen), dan cabai rawit (0,03 persen).
Sementara di Cilacap, kata dia, lima komoditas utama penyumbang inflasi berupa beras (0,30 persen), rokok kretek-filter (0,06 persen), emas perhiasan (0,04 persen), bawang merah (0,04 persen), dan cabai merah (0,02 persen).
“Sejalan dengan inflasi yang melandai di kedua kota tersebut, pada periode Januari 2023 telah dilakukan sejumlah upaya pengendalian inflasi oleh TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Kabupaten Banyumas maupun TPID Kabupaten Cilacap,” jelasnya.
Khusus untuk pengendalian inflasi Purwokerto, kata dia, TPID Kabupaten Banyumas telah melaksanakan program operasi pasar pada tanggal 28-31 Januari 2023 untuk pengendalian harga komoditas beras.
Ia mengatakan, hal itu dilakukan karena sebelum operasi pasar digelar, harga beras varian IR 64 medium di Pasar Manis dan Pasar Wage, Purwokerto, mencapai Rp12.000 per kilogram.
“Melalui operasi pasar tersebut, TPID Kabupaten Banyumas berhasil mengendalikan harga beras IR 64 medium ke level Rp11.500/kilogram,” kata Rony. (Lingkar Network | Koran Lingkar)