BATANG, Lingkar.news – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang, Jawa Tengah menyiapkan empat titik evakuasi bagi warga Desa Pranten dan Gerlang, Kecamatan Blado di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara untuk mengantisipasi dampak peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Dieng.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang Ulul Azmi mengatakan, lokasi dua desa tersebut memang lebih berdekatan dengan sejumlah kawah, sehingga berpotensi terimbas langsung dengan naiknya aktivitas vulkaniknya.
“Di Gerlang itu diwaspadai terdapat potensi gas beracun. Sedangkan di Pranten ada potensi letusan freatik dan juga diketahui berdekatan dengan lokasi Kawah Sileri,” katanya, pada Rabu, 18 Januari 2023.
Pihaknya sudah memasang papan penunjuk arah untuk jalur evakuasi dan menyiapkan empat titik pengungsian. Antara lain, di Gerlang di lapangan desa setempat dan Kayuabang, sedangkan Pranten titik evakuasi di Lapangan Dwarawati dan dekat Candi Dwarawati, Kabupaten Banjarnegara.
“Yang kami waspadai adalah titik-titik yang berdekatan dengan pemukiman. Kami selalu memantau perkembangan Gunung Dieng setiap hari,” ujarnya.
Berdasarkan informasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas Gunung Dieng naik dari level I menjadi level II atau status waspada.
Gunung Dieng merupakan gunung purba yang pernah meletus hebat sekitar tahun 800-900 Masehi.
“Demikian pula, seperti diketahui sebelumnya Gunung Dieng pernah erupsi pada 1939, 1944, 1979, 2009. Tahun 1939, erupsi freatik terjadi yang mengakibatkan retakan membentuk lereng dan menghasilkan pancaran lumpur,” ucapnya.
Ulul Azmi juga menyebutkan, Gunung Dieng pada 1979 pernah memunculkan gas beracun di Kawah Sinila yang menewaskan 149 orang.
“Selanjutnya, erupsi juga terjadi pada 1943, 1939, 1928, 1883-1884, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776, dan 1375,” ungkapnya.
Menurut dia, pemukiman warga Desa Pranten, Kecamatan Bawang dan Gerlang, Kecamatan Blado berada dekat dengan kawah dan dapur magma.
“Kalau di Pranten, pemukiman warga Dukuh Rejosari berdampingan dengan kawah sedang di Gerlang itu diwaspadai terdapat potensi gas beracun,” pungkasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar)