KENDAL, Lingkarkendal.com – Wakil Bupati (Wabup) Kendal, Benny Karnadi, berharap pihaknya bisa menangani persoalan sampah di TPA Darupono, Kecamatan Kaliwungu, yang saat ini sudah overload.
Bersama Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, Benny akan mengupayakan solusi modern untuk mengatasi gunungan sampah di TPA Darupono yang menjadi satu-satunya fasilitas pembuangan sampah di Kabupaten Kendal.
“Sebagaimana yang kita lihat sampahnya sudah menumpuk, sudah melebihi kapasitas. Kalau tidak kita atasi dengan solusi modern, maka kita akan punya banyak gunung sampah di Kendal yang akan diwariskan ke generasi di bawah kita,” ujar Wabup Kendal baru-baru ini.
Benny menyebut, solusi tersebut misalnya mengimplementasikan teknologi pengolahan sampah yang lebih modern. Salah satunya adalah dengan menjadikan sampah sebagai sumber energi.
“Industri besar saat ini sudah mulai menggunakan 15 persen energi terbarukan, dan pabrik semen di Kendal baru sekitar 10 persen. Kita perlu bergerak cepat agar tidak tertinggal dari kabupaten lain,” katanya.
Benny menyayangkan bahwa tahun 2024 lalu anggaran penanganan sampah di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kenda hanya berkisar Rp 120 juta, padahal menurutnya daerah lain dapat menganggarkan hingga Rp 40 miliar.
“DLH ini dianggap dinas yang tidak seksi ya, padahal ini dinas yang sangat bermanfaat untuk masyarakat. Kalau ada sampah berserakan dinasnya juga yang kena. Tahun 2024 kemarin anggarannya cuma Rp 120 juta,” kata Wabup Kendal.
Ia menilai anggaran Rp 120 juta sangat minim dan tidak dapat menangani persoalan sampah di Kabupaten Kendal.
“Bisa kita bayangkan ya sampah-sampah ada di sini, tidak bisa operasional truknya. Sekarang eskavator beko ada tiga itu pun yang rusak dua, yang satu sudah mulai sekarat,” terangnya.
Kepala DLH Kendal, Aris Irwanto, mengungkapkan bahwa volume produksi sampah yang dibuang di TPA Darupono mencapai sekitar 400 ton sampah dari seluruh Kabupaten Kendal.
Ia mengatakan bahwa zona satu TPA saat ini sudah penuh dengan tumpukan sampah, sementara zona dua yang baru dibuka pun kini sudah mulai penuh.
“Kita tetap berupaya untuk memaksimalkan pengelolaan sampah yang ada. Salah satu upaya yang tengah dipertimbangkan adalah mengadopsi sistem pengolahan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan, sehingga bisa mengurangi ketergantungan pada lahan pembuangan yang semakin terbatas,” ujarnya.
Aris mengajak masyarakat di Kabupaten Kendal untuk dapat meminimalisir produksi sampah dari rumah tangga dengan cara memilah sampah.
“Masyarakat bisa mulai mengurangi produksi sampah agar tidak semuanya dibawa ke TPA yang sudah penuh,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarkendal.com)