Pohon Tumbang, Banjir Rob hingga Longsor Masih Terjadi di Kendal Meski Masuki Kemarau

KENDAL, Lingkarjateng.id – Bencana alam ternyata tidak mengenal musim. Meskipun saat ini sudah memasuki musim kemarau, namun beragam kejadian kebencanaan masih terjadi. Sebagai institusi yang ditugas menanggulangi kebencanaan, BPBD Kabupaten Kendal senantiasa sigap terhadap bencana agar masyarakat merasa nyaman dan aman.

Salah satunya bencana diluar musim adalah pohon tumbang yang terjadi Desa Pamriyan Kecamatan Gemuh belum lama ini.

Ali Sutaryo Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Kendal mengatakan

tiupan angin meski tidak terlalu kencang namun jika kondisi pohon mengalami kemiringan bisa dipastikan berpotensi roboh. 

“Masyarakat diminta untuk menghubungi langsung BPBD atau melalui desa setempat jika menjumpai pohon-pohon yang sudah lebat dahanya dan mengalami kemiringan dan usia pohon yang sudah tua, karena hal tersebut berptensi roboh,”ujar Ali.

Diceritakan pada Senin lalu 6 Mei 2024, pihaknya menerima laporan kejadian pohon tumbang di Desa Pamriyan, Kecamatan Gemuh. Pohon dengan jenis Asem Londo berdiameter kurang lebih sekitar 80 cm tumbang disebabkan lebatnya cabang dan ranting. Akibat dari tumbangnya pohon tersebut menimpa warga yang sedang melintas dan menutup akses jalan.

Dari kasus tersebut pihaknya akan melakukan pemotongan dahan dan jika perlu memotong pohon agar akibat lebih besar bisa dihindari. Selain itu bisa menghindari jatuhnya korban yang lebih fatal.

Banjir Rob Masih Jadi Momok di Kendal

Banjir rob merupakan bencana alam yang biasanya terjadi pada wilayah pesisir pantai dengan ketinggian permukaan tanah tidak lebih tinggi dari pasang air laut tertinggi. Kondisi ini juga kerap terjadi di sepanjang Pantai Utara Kabupaten Kendal. 

Kepala Desa Kartika Jaya Kecamatan patebon Budi Hartono mengaku jika banjir rob tidak mengenal musim. Pada suhu panas yang terjadi beberapa hari ini, desanya tergenang banjir rob hingga mengakibatkan aktifitas warga tidak bisa berjalan sebagaimana biasanya.

Banjir rob yang terjadi di awal Mei 2024 ini, Budi menjelaskan beberapa rumah warga terendam dengan ketinggian maksmimal 40 sentimeter pada malam hari. Wilayah yang terdampak 102 rumah dengan jumlah Kepala Keluarga 110 orang.

“Banjir Rob tidak mengenal musim, warga kami mengalami kebanjiran dan melaporkan kejadian untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah Kabupaten Kendal melalui BPBD Kendal, karena warga tidak bisa beraktifitas secara normal,” ujar Budi.

Bencana Longsor Masih Mengintai

Kabupaten Kendal mempunyai wilayah pantai dan juga pegunungan, potensi bencana juga beragam. Untuk wilayah pegunungan biasanya akan terjadi longsor atau jalan amblas seperti yang terjadi di jalan penghubung abtara Dusun Cipluk Barat Desa Sidokumpul hingga Dusun Muncar Desa Kalices wilayah Kecamatan Patean.

Kepala Desa Sidokumpul Kecamatan patean Ari Rimbawanto mengatakan terputusnya akses jalan satu-satunya dari Dusun Cipluk barat menuju Kecamatan Patean. 

Kejadian itu menyebabkan petani jagung tidak bisa menjual hasil panen dan terganggunya proses belajar mengajar karna banyak siswa yang harus keluar Desa, serta guru dari Kecamatan Patean/Sukorejo tidak bisa mengajar karna putusnya akses jalan tersebut.

“Dikhawatirkan kalau ada orang sakit dan harus dirujuk, mesti dipikul atau ditandu karna, terputusnya akses satu-satunya yang bisa dilalui mobil kedusun tersebut, kami pun minta bantuan agar putusnya akses utama bisa tersambung kambali,” ujar Ari. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)

Similar Posts