Donasi Gempa Bumi Cianjur Hingga Rp 8 M, KPK Ingatkan Dana Bantuan Rentan Dikorupsi

JAKARTA, Lingkar.newsKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengingatkan pentingnya pengelolaan barang bantuan untuk korban bencana. Mengingat, hasil donasi bisa dikorupsi jika tidak dikelola dengan baik. Termasuk dana bantuan untuk korban gempa bumi Cianjur, Jawa Barat.

“Dari histori penanganan perkara oleh KPK, pengelolaan dana bantuan kebencanaan menjadi salah satu modus tindak pidana korupsi para pihak yang menyalahgunakan kewenangannya,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPK Cahya H Harefa melalui keterangan tertulis, baru-baru ini. 

Pemerintah daerah, lanjutnya, wajib mengelola pemberian bantuan untuk korban bencana dengan baik. KPK tidak mau donasi yang masuk untuk para korban, justru dimanfaatkan untuk memperkaya segelintir orang. 

“Kami tidak ingin hal ini terjadi, oleh karena itu KPK juga memberikan atensi dalam pendistribusian donasi bencana Cianjur ini,” ucap Cahya. 

Cahya juga mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan pengelolaan bantuan untuk korban bencana. Tujuannya agar tindakan koruptif tidak terjadi. 

“Semoga teman-teman di Cianjur bisa tetap tabah dan kuat menghadapi cobaan ini, dan yang terpenting tetap memiliki semangat untuk kembali pulih dan bangkit,” tutur Cahya. 

Untuk mencegah penyelewengan dana bantuan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur menggandeng Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat untuk mengawasi penyaluran bantuan berupa uang dari para donatur kepada korban gempa bumi di daerah itu agar tidak menyalahi aturan hukum.

Donasi Gempa Bumi Cianjur Hingga Rp 8 M, KPK Ingatkan Dana Bantuan Rentan Dikorupsi

“Untuk penyaluran dana dari para penyumbang, itu kita sifatnya transparan. Dan juga kita untuk penyalurannya ini dikoordinasikan dengan Pak Kajari (Cianjur, red.),” kata Bupati Cianjur Herman Suherman saat memberikan keterangan pers di Pendopo Kantor Bupati Cianjur di Cianjur, Kamis, 1 Desember 2022. 

Dia menuturkan jumlah bantuan berupa uang yang terkumpul dari para donatur yang masuk Posko Pemkab Cianjur hingga saat ini sudah mencapai Rp 8 miliar.

“Untuk bantuan-bantuan, baik keuangan atau barang yang diterima oleh posko pemerintahan daerah, untuk keuangan tadi saya sudah mendengar ancer-ancer sekitar Rp 8 miliar,” jelasnya. 

Rencananya, kata Bupati Herman, pada Jumat 2 Desember 2022 pihaknya akan memberikan penjelasan lengkap soal donasi yang terkumpul dari para donatur untuk korban gempa Cianjur.

“Insyaallah besok, saya akan sampaikan jumlah pastinya berapa, dari mana saja sumbernya dan belanja direncanakan untuk mana saja. Kita sistemnya terbuka dan itu tadi pendampingan oleh Kajari Cianjur langsung,” katanya. 

Dalam rapat yang digelar Bupati Cianjur dengan Kajari Cianjur terkait mekanisme penyaluran bantuan korban gempa, Bupati Herman Suherman juga mengabarkan perkembangan terkini soal proses pencarian korban gempa.

Seorang korban gempa bumi ditemukan pada hari ke-11 proses pencarian korban atau Kamis, 1 Desember 2022  pukul 13.40 WIB.

“Yang meninggal dunia per sore hari ditemukan satu orang di daerah Cicadas, Desa Cijedil sehingga jumlah yang meninggal dunia menjadi 329 orang,” paparnya. 

Warga hilang dan masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan berjumlah 11 jiwa. Situasi di lapangan diguyur hujan dan terjadi gempa susulan dua kali.

“Sehingga tim Basarnas agak sedikit turun ke bawah. Dan mudah-mudahan besok, kita ada waktu dua hari lagi mudah-mudahan besok bisa ditemukan. Mohon doanya agar cuaca mendukung,” tambahnya. 

Korban luka-luka akibat gempa terdiri atas korban luka berat per Kamis, tercatat 595 orang. Dan korban luka berat yang saat ini masih dirawat di rumah sakit Cianjur sebanyak 59 orang.

 Ia juga mengungkap tentang data pengungsian, yakni terdapat 492 titik pengungsian dengan rincian 372 titik terpusat dan 120 titik mandiri. ( Koran Lingkar – Lingkar.news )