PATI, Lingkar.news – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menganggap program penghijauan di kawasan Pegunungan Kendeng mendesak dilakukan guna mengurangi potensi banjir saat curah hujan tinggi.`
“Salah satu faktor penyebab banjir di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Pati, disebabkan karena berkurangnya penghijauan di Pegunungan Kendeng, sehingga ketika turun hujan air tidak lagi terserap oleh akar pohon dan langsung turun ke dataran rendah, masuk ke sungai bersama lumpur,” kata Kepala Pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetyo di Pati, Kamis 1 Desember 2022.
Sementara Sungai Godo yang menampung air dari kawasan pegunungan, kata dia, ternyata tidak mampu menampung sehingga limpas dan mengakibatkan banjir di Desa Sinomwidodo.
Akibat banjir bandang yang terjadi pada Rabu 30 November 2022 malam tersebut, ratusan warga mengungsi dan terdapat satu korban meninggal dunia, yang saat peristiwa banjir berdua dengan suaminya. Karena tingginya genangan banjir, mengakibatkan 200-an keluarga mengungsi ke tempat yang aman dari banjir.
Ia mengingatkan warga saat genangan banjir mulai menunjukkan tren naik, harus segera mengungsi demi mengurangi risiko. Ternyata di Desa Sinomwidodo masih ada warga yang bertahan di rumah karena mengira tidak seperti biasanya dan diprediksi hanya sebentar, sehingga tidak perlu mengungsi.
Banjir di desa setempat, mengakibatkan satu korban meninggal bernama Sumirah (65) karena informasinya saat banjir, korban masih tertidur di kamar dan dimungkinkan tertimpa lemari pakaian.
Dalam rangka menghindari kasus serupa terulang, imbuh dia, BPBD Pati juga akan memberikan edukasi kembali agar masyarakat lebih waspada ketika terjadi banjir. Apalagi, daerah setempat merupakan langganan terjadi banjir.
Pj Bupati Pati Gerak Cepat Monitoring Korban Banjir
Pada Kamis 1 Desember 2022 dini hari pukul 01.00 WIB, Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro langsung terjun memonitoring ke lokasi banjir. Ia juga mengunjungi para pengungsi di Masjid Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Pati.
“Alhamdulillah dengan adanya kerja sama yang baik dari seluruh aspek, semua korban banjir sudah terevakuasi dengan aman dan nyaman,” kata Henggar.
Dalam monitoring itu, Pj Bupati Pati mengatakan ada lima RT di Desa Sinomwidodo yang sudah dievakuasi ke masjid desa.
“Kurang lebih ada 200 KK, nanti kita juga akan monitoring ke salah satu korban yang kini sudah dievakuasi ke Masjid Dukuh Cengklek dan Insya Allah besok pagi sudah bisa diinventarisir sejumlah rumah yang rusak. Sehingga nanti kita ambil langkah-langkah untuk perbaikan,” jelasnya.
Tapi sebelumnya, imbuh Henggar, segala sesuatu tetap butuh kajian mendalam terlebih dahulu agar nantinya tahu langkah apa yang akan diambil. Ia menegaskan akan melaporkan kondisi yang ada ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng).
Dalam monitoring tersebut, Pj Bupati didampingi Inspektur Kabupaten Pati, Kepala Dinsos P3AKB, Sekretaris Dispermades, Camat Tambakromo, Polsek, Danramil, Kepala Desa Sinomwidodo dan sejumlah relawan.
Untuk penanganan pasca bencana, Pemkab Pati telah melakukan pendataan korban banjir yang tersebar di dua kecamatan tersebut dan menyediakan dapur umum.
“Saat ini, penangangannya berupa pendataan. Dari Desa Sinomwidodo, Desa Goda, Desa Gunungpanti sudah ada. Semua sudah kita data. Tadi pagi, saya di sini sampai jam 2 dini hari, jadi belum bisa mendata karena listrik padam. Tapi yang penting, kita sudah bersama temen-temen yang terdampak di sini,” ujar dalam kesempatan tersebut.
Dengan adanya dapur umum, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan logistik para korban. Selain itu juga disediakan untuk fasilitas kesehatan.
“Di banjir ini sudah ada tenaga kesehatan, dapur umum. Insya Allah dengan dapur umum ini tidak kekurangan logistik. Sudah saya perintahkan agar jangan sampai kekurangan logistik,” ungkapnya.
Di sisi lain, ia juga menambahkan, terkait kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK) dan air bersih masih dapat dikendalikan. Pasalnya, imbuh Henggar, para korban dievakuasi di masjid yang notabene dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
“MCK dan air bersih tidak ada masalah. Tempat-tempat evakuasi tidak ada kekurangan tersebut, karena tempatnya di masjid tidak masalah. Balai Desa Gunungpanti juga tidak masalah,” jelasnya.
Sementara, saat disinggung mengenai Pegunungan Kendeng yang menjadi penyebab banjir, Henggar mengatakan sudah melakukan moratorium.
“Kedeng kita sudah moratorium sebagai hutan sosial. Jadi kita tetap pertahankan hutan,” tandasnya. ( Aziz Afifi – Koran Lingkar )