KUDUS, Lingkarjateng.id – Berbagai inovasi program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus. Bahkan, baru-baru ini Bupati Kudus, HM Hartopo menginisiasi program Pasar Rakyat.
Program ini diadakan untuk mendorong para pelaku Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mengembangkan produknya. Pasalnya, program Pasar Rakyat ini mampu menjadi ajang bagi UMKM untuk bisa mengembangkan produk unggulannya masing-masing.
“Kegiatan Pasar Rakyat ini sebagai upaya meningkatkan pemberdayaan UMKM. Pasar rakyat bisa membantu memasarkan produk-produk para pelaku UMKM,” ucap Hartopo saat mengunjungi Jati Night Market atau Pasar Rakyat di Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Senin malam, 21 November 2022.
Ia mengatakan, kegiatan Pasar Rakyat akan diikuti oleh setiap desa dari sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Kudus. Pihaknya pun berharap, seluruh pihak bisa mengadakan kegiatan ini sesuai dengan konsep yang telah direncanakan.
“Kami harap seluruh desa ataupun kecamatan bisa mendukung untuk mengadakan kegiatan Pasar Rakyat seperti ini,” harapnya.
Hartopo pun mengaku mengapresiasi kegiatan Jati Night Market atau Pasar Rakyat yang ada di Desa Tumpangkrasak. Menurutnya, kegiatan tersebut sudah mampu mendorong para pelaku UMKM untuk mengembangkan produknya.
“Saya mengapresiasi sekali atas kegiatan Pasar Rakyat ini karena mampu mendukung serta menghadirkan produk UMKM unggulan yang menjadi potensi desanya,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, kegiatan ini juga mampu menekan laju inflasi yang ada di Kabupaten Kudus. Sehingga, Kudus bisa aman dari badai inflasi yang kemungkinan terjadi di tahun 2023.
“Dengan adanya kegiatan Pasar Rakyat ini harapannya bisa mendukung UMKM untuk bisa semakin berkembang dan memiliki daya saing,” katanya.
Diketahui, Pemkab Kudus juga akan mengadakan kegiatan Pasar Murah. Bahkan, pihaknya telah memberikan alokasi anggaran untuk kegiatan Pasar Murah. Anggaran ini berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) yang diberikan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kepada Pemkab Kudus.
“Kami mendapatkan DID dari Kemenkeu karena dinilai telah berhasil mengendalikan inflasi,” sebutnya.
Total DID yang diterima Kabupaten Kudus yakni senilai Rp 10,4 miliar. Dana tersebut, kata Hartopo, akan diprioritaskan untuk memulihkan perekonomian dan menekan laju inflasi di wilayah setempat.
“Dana ini akan kami prioritaskan untuk pengendalian inflasi di sejumlah bidang,” ucapnya.
Salah satu program untuk mengendalikan inflasi yakni dengan gelaran Pasar Rakyat. Pemkab Kudus pun telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan Pasar Rakyat atau Dandangan Mini tersebut. Alokasinya yaitu masing-masing kecamatan mendapat anggaran sekitar Rp 100 juta hingga Rp 150 juta.
Sementara itu, Camat Jati Fiza Akbar mengatakan, kegiatan Pasar Rakyat ini diadakan dalam rangka memfasilitasi produk-produk unggulan UMKM lokal. Harapannya, kegiatan ini bisa membantu untuk memulihkan ekonomi masyarakat pasca pandemi.
“Kegiatan Pasar Rakyat ini merupakan upaya kami untuk menekan inflasi serta memulihkan perekonomian masyarakat,” terangnya.
Kepala Desa Tumpangkrasak Sarjoko Saputro mengatakan, pihaknya mendukung adanya program Pasar Rakyat yang dicetuskan oleh Bupati Kudus tersebut. Menurutnya, kegiatan tersebut mampu mengangkat UMKM di desa untuk bisa semakin bersaing.
“Melalui kegiatan Jati Night Market ini bisa membantu mengangkat nama UMKM dari desa masing-masing se Kecamatan Jati. Kegiatan ini juga bisa membantu memperkenalkan produk lokal dan menjadikan UMKM bisa semakin mandiri,” ungkapnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)