CILACAP, Lingkar.news – Pejabat Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyebutkan bahwa, wilayahnya tetap surplus padi hingga akhir tahun 2023 meskipun produksi padinya mengalami penurunan akibat adanya fenomena El Nino.
“Kami prediksi produksi padi tahun 2023 tercapai sekitar 95 persen dari target yang ditetapkan sebesar 838.125 ton,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertan Kabupaten Cilacap Mlati Asih Budiarti di Cilacap, pada Jumat, 27 Oktober 2023.
Jika sisa pertanaman padi pada musim tanam 2022-2023 dapat dipanen secara keseluruhan atau tidak ada yang mengalami puso akibat fenomena El Nino, kata dia, realisasi produksi padi hingga akhir tahun 2023 diperkirakan 790.572 ton gabah kering giling (GKG).
Berdasarkan data hingga 30 September 2023, lanjut dia, luasan tanaman padi di Cilacap yang terdampak kekeringan mencapai 2.313 hektare namun yang sampai puso hanya 242 hektare.
“Meskipun produksi padinya menurun, berdasarkan penghitungan, Cilacap diprediksi masih surplus sekitar 290.000 ton GKG pada akhir tahun 2023,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan luas baku sawah di Cilacap sebesar 66.527 hektare dengan target luas panen mencapai 129.820 hektare, sampai sekarang realisasinya sudah mencapai 115.492 hektare.
Ia memperkirakan target luas panen tersebut tidak tercapai targetnya karena sisa pertanaman musim tanam 2022-2023 yang akan panen hanya 7.842 hektare, terutama di wilayah tengah dan barat Cilacap
“Pada bulan Oktober, luas tanaman yang panen diperkirakan sekitar 4.000 hektare dan saat ini masih ada 2 hektare, tapi karena ada El Nino, kekeringan, bisa saja tidak tercapai. Sementara luas tanaman padi yang akan panen pada bulan November diperkirakan mencapai 1.875 hektare dan Desember seluas 1.723 hektare,” katanya.
Terkait dengan musim tanam pertama tahun 2023-2024, dia mengakui sebagian area persawahan di wilayah timur Cilacap yang berada di Daerah Irigasi (DI) Serayu sudah mulai ditanami padi karena saluran irigasi telah dibuka lebih awal dari jadwal yang direncanakan pada 1 Oktober 2023.
Kendati telah dibuka sejak pertengahan September, dia mengatakan aliran air dari saluran irigasi tersebut belum menjangkau wilayah hilir, sehingga baru sebagian area persawahan di wilayah hulu yang telah ditanami khususnya di wilayah Kecamatan Sampang dan Maos.
“Hingga saat ini, luasan sawah di Kecamatan Sampang dan Maos yang telah ditanami sekitar 2.000 hektare. Usai tanamannya saat ini berkisar 20-30 hari setelah tanam,” kata Mlati.
Oleh karena itu, kata dia, area persawahan di dua kecamatan tersebut diperkirakan akan ada yang panen pada akhir bulan November hingga Desember.
Sementara musim tanam pertama tahun 2023-2024 untuk area persawahan lainnya, lanjut dia, masih menunggu datangnya musim hujan berdasarkan prakiraan BMKG akan mulai berlangsung pada bulan November atau setelah aliran irigasi menjangkau wilayah tersebut. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)