Menengok Ekskavasi Candi Boto Tumpang, Situs Kuno Abad Ke-7 di Kendal

KENDAL, Lingkarjateng.id – Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional kembali melakukan ekskavasi Candi Boto Tumpang di Dusun Boto Tumpang, Desa Karangsari, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. Ekskavasi ketiga ini untuk mengetahui bentuk Candi Boto Tumpang.

Situs bangunan berupa susunan batu bata ini diduga merupakan candi Hindu-Budha sekitar tahun 630-an Masehi, atau abad ke-7 sebelum Kerajaan Mataram Kuno. Usianya bahkan lebih tua dari pada Candi Borobudur yang dibangun pada tahun 750 Masehi.

Situs Candi Boto Tumpang pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang warga yang sedang menggali tanah untuk membuat lubang tanah pada 2018 silam. Namun, saat digali warga tersebut menemukan batu bata yang tersusun. 

Tim Puslit Arkenas yang saat itu sedang melakukan pencarian dan penelitian peninggalan Hindu-Budha di sepanjang pantura Jawa Tengah, langsung mendatangi lokasi candi yang saat ini dinamai sesuai nama dusun di lokasi penemuan yakni Dusun Boto Tumpang. 

Ekskavasi pertama dilakukan pada tahun 2019, namun sempat terhenti karena pandemi Covid-19. Kemudian pada tahun 2021 penggalian kembali dilakukan. Ada tiga titik dalam satu lokasi dari candi utama yang berjarak sekitar seratus meter. Selain itu juga ditemukan semacam pelataran dan benteng yang terbuat dari batu bata tertata dengan ketebalan sekitar satu meter.

Kemudian ekskavasi ketiga pada tahun 2023, penggalian dilakukan di sisi sebelah utara candi oleh Tim Puslit Arkenas yang diketuai oleh Agustijanto Indrajaja dan Dr Veronique Degroot.

Ekskavasi ketiga ini bertujuan untuk mengetahui apakah di sisi utara tersebut ada pintu masuk Candi Boto Tumpang. Sehingga kedepan dapat memberikan informasi yang valid terkait keberadaan situs tersebut.

“Sekarang kita sudah bisa melihat rekontruksinya, kita sudah bisa sebut candi ini memiliki satu pintu masuk sebelah timur, meskipun tangganya sudah rusak tapi sudah bisa yakinkan semua orang bahwa ini dengan satu pintu masuk,” terang Agustijanto Indrajaja.

Agustijanto menyatakan, Candi Boto Tumpang tidak sendiri. Di abad ke-7, di lokasi tersebut merupakan kompleks candi. Hal tersebut telah dibuktikan dengan penggalian yang telah dilakukan oleh tim Puslit Arkenas.

“Maka itu kita buktikan dari penggalian di Grumbul, kita gali di Lingga. Tadi kita memang sudah buka dan berhasil menemukan candi disitu. Kemarin yang di Candi Lingga itu ternyata ada candi ukuran 12×12,5 meter. Kalau yang di Boto Tumpang itu 14×14 meter,” paparnya.

Candi Boto Tumpang ini digadang-gadang mempunyai potensi wisata dan budaya yang menarik karena merupakan satu-satunya candi yang dibangun sebelum Kerajaan Mataram Kuno. Ini berbeda dari candi-candi yang ada di Jawa Tengah yang pada umumnya merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)