KENDAL, Lingkarjateng.id – Warga Dusun Randusari, Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari memanfaatkan perahu penyeberangan untuk menuju pusat desa maupun kecamatan. Hal ini dilakukan warga setempat selama puluhan tahun.
Ketika banjir melanda Dusun Randusari, warga tidak bisa sekolah, bekerja dan beraktifitas lain termasuk menuju ke desa atau kecamatan karena terisolasi.
Tidak adanya jembatan membuat warga harus bertaruh nyawa. Pasalnya, warga harus menyeberang sungai dengan menggunakan perahu penyeberangan.
Warga dengan sepeda motornya pun antre untuk menyeberang, bahkan antrean tampak menumpuk setiap pagi. Sedangkan untuk sekali angkut, perahu hanya mampu mengangkut maksimal 7 unit sepeda motor. Sehingga antrean panjang pun terjadi dan membuat warga mengeluh.
Namun, masalah itu akan segera sirna. Lantaran jembatan gantung yang membentang di Kali Kuto akan dibangun.
Bupati Kendal Dico M. Ganinduto mengaku bahwa, jika dirinya mendengar keluhan warga membutuhkan jembatan penyeberangan.
“Tahun 2021 saat itu upacara HUT RI dan dilaksanakan bersama nelayan, warga Gempolsewu meminta ada jembatan penyeberangan agar aktivitas bisa lancar dan tidak berbahaya. Hari ini saya memenuhi keinginan tersebut,” kata Bupati Dico, saat melaksanakan ground breaking pembangunan jembatan, pada Kamis, 5 Oktober 2023
Bupati Dico berharap jembatan bisa dimanfaatkan sebaik mungkin dan bisa memperlancar aktivitas.
“Jembatan ini lebarnya 4 meter, hanya untuk sepeda motor dan orang, serta hanya jika darurat saja. Misalnya ada ambulan, boleh melintas,” lanjutnya.
Sementara itu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah, Yanuar Dwi Putra menjelaskan bahwa, akan dibangun jembatan gantung dengan panjang 80 meter dan lebar 4 meter.
Ia mengatakan, secara desain dipastikan akan ada pusat perekonomian baru di sekitar jembatan, karena memang didesain tersedia tempat jualan.
“Saya yakin ini jembatan yang bisa menjadi objek wisata. Ada banyak perahu, ada sungai dan bisa untuk menyaksikan matahari terbit dan terbenam. Ada spot foto yang sengaja akan kami buat,” kata Yanuar.
Sebagai Penjabat Pelaksana, dirinya titip agar bisa kolaborasi yang bagus antara pekerja proyek dan masyarakat sehingga pekerjaan cepat selesai dan hasilnya bagus.
Sedangkan, Kepala Desa Gempolsewu Charmadi mengaku senang karena permasalahan warganya bisa teratasi. Hampir setiap hari ada keluhan kalau menyeberang sangat bahaya terutama jika membawa anak kecil, selain itu juga banyak kesulitan jika menggunakan kendaraan.
“Warga saya di Dusun Randusari kalau musim hujan dan banjir tidak bisa kemana-mana. Terisolir dan ini yang membuat kami pemerintah desa prihatin. Syukur Alhamdulillah semua segera teratasi jika jembatan ini jadi,” harap Charmadi. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)