KENDAL, lingkarjateng.id – Tawuran antar kelompok pemuda yang mengatasnamakan Moza dan Kendal Mistik di Desa Pamriyan, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal pada Minggu, 20 Agustus 2023 dini hari dikabarkan sudah direncanakan. Menurut keterangan salah satu anggota kelompok Moza, beberapa anggota mandapat pesan WhatsApp yang mengisyaratkan untuk perang.
Awal mula kejadian sekitar pukul 01.00 Far (19) warga Gringsing Batang yang merupakan korban luka bersama dengan rekannya Nov (18) warga Weleri, Al (19) warga Gringsing, And (19) dan Yof (18) mendapatkan pesan Whatsapp dari Ald (17) yang berisi “AYO melu gabung Moza WAR neng lemah abang karo Kendal mistik (Ayo gabung kelompok mozza untuk ikut tawuran di tanah merah)”. Lemah Abang adalah sebuah wilayah pinggir jalan raya ikut Desa Pagerdawung, Kecamatan Ringinarum.
Kelompok Moza berangkat menggunakan sepeda motor dengan saling berboncengan, lalu bertemu dengan beberapa teman satu kelompok. Selanjutnya menuju titik kedua kelompok akan bertemu. Mereka menuju titik kedua bertemu dengan kelompok Kendal Mistik.
“Kami janji saling ketemu di Lemah Abang, dan saya bersama teman-teman mendapat pesan WhatsApp untuk menuju ke sana untuk berperang,” ujar Fat, pada Senin, 21 Agustus 2023.
Setelah beberpa lama menunggu, ternyata kelompok Kendal Mistik tak kunjung datang dan akhirnya memutuskan untuk menjemput dengan harapan bisa bertemu di jalan. Kedua kelompok berujung bertemu di di Desa Pamriyan, Kecamatan Gemuh.
Arif warga Desa Pamriyan yang kebetulan saat itu berada di lokasi mengaku ketakutan. Pasalnya aksi dua kelompok pemuda itu juga membawa senjata tajam jenis parang sepanjang 1 meteran.
“Seperti film kolosal, semua seakan tidak takut mati dengan gagah berani mengayunkan parang hingga saya lihat ada yang tersungkur dua orang, saya tidak tahu dari kubu mana,” ujar Arif.
Dirinya juga sempat melihat ada dua orang yang dihajar massa sambil menghalau dua kelompok yang bertawuran.
” Saya lihat ada dua orang yang masih usia pelajar dihajar massa karena geram, tapi yang saya heran tidak luka sedikitpun,” lanjutnya.
Sementara Kepala Desa Pamriyan Taufik Rizal usai menghalau tawuran pemuda tersebut, kemudian menyisir lokasi kejaidan untuk mengecek kemungkinan adanya korban atau sepeda motor dan senjata yang tertinggal.
Taufik mengaku, beberapa sepeda motor sempat tertinggal dari hasil penyisiran namun sudah diserahkan ke Polsek Gemuh.
Dikatakan petugas dari Polsek Gemuh beserta warga dan Kepala Desa berupaya untuk mengusir kedua kelompok agar tidak ada lagi korban jiwa.
“Korban meninggal maupun luka berat langsung dibawa ke RS Islam Weleri untuk diautopsi dan juga mendapat pelayanan medis untuk yang luka,” terangnya.
Diketahui, tawuran tersebut mengakibatkan seorang pelajar tewas di lokasi kejadian karena mengalami luka akibat terkena sabetan senjata tajam. Korban diketahui bernama MU (16) yang merupakan pelajar dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kendal yang beralamat di Kelurahan Patean, Kendal. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)