KENDAL, Lingkarjateng.id – Sekalipun sederhana, namun tradisi jimpitan beras ternyata mengandung makna yang cukup dalam. Setidaknya bagi warga Desa Kalices, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal.
Tradisi menyisihkan atau menjumput beras tetap lestari hingga kini di Desa Kalices Kecamatan Patean. Tepatnya di RT 01 RW 01 Dusun Jambu Desa.
Menurut Ketua RT 01 RW 01 Desa Kalices, Iswadi, kegiatan tersebut sudah turun temurun dilaksanakan. Selain untuk keguyuban, juga untuk membantu warga. Pasalnya beras yang dikumpulkan tersebut nantinya dijual kepada warga dengan harga lebih murah dari pasaran.
“Beras hasil jimpitan dikumpulkan dan dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram dan ini sangat ditunggu karena lebih murah dari harga pasar. Setiap bulan kami bisa mengumpulkan hingga 10 kilogram. Hasilnya untuk kegiatan di wilayah RT kami,” tutur Iswandi dijumpai pada Minggu, 20 Agustus 2023.
Sekalipun sederhana, tapi budaya baik ini diikutkan lomba administrasi RT yang digelar oleh pihak desa.
Disebutkan Kepala Desa Kalices Aris Munandar, dalam rangka memperingati HUT ke-78 RI, banyak lomba Agustusan. Salah satu diantaranya adalah lomba administrasi RT. Lomba administrasi ini rupanya hanya diselenggarakan di Desa Kalices.
“Sejak saya menjabat, administrasi RT kami lombakan, agar ada sinkronisasi antara desa dan RT. Sehingga kinerja kita bisa seirama. Ini juga menjadi transfer ilmu dari pemerintah desa ke RT. Dan juga bisa memacu inovasi dari masing-masing RT,” jelas Aris.
Untuk menghimpun kas menyukseskan kegiatan banyak macam dilakukan. Dari 9 RT yang masuk, ada 3 RW yang menyertakan jimpitan beras sebagai lomba adminstrasi. Selain itu, ada pula sistem panen di mana setiap panen 6 bulan sekali iuran.
“Beragam para Ketua RT ini dalam menghimpun dana kas buat kegiatan warga dan ini merupakan inovasi sebagai salah satu penilaian lomba, selain keadministrasian,” terangnya.
Sekretaris Kecamatan Patean Eko Sucipto yang juga salah satu penilai lomba mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Pemdes Kalices. Sebuah inovasi desa untuk mendidik jajaran RT dan RW sebagai jajaran pemerintahan terbawah.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap desa lain bisa meniru karena ini program baik, adanya kesinambungan kinerja antara Pemdes dan RT juga RW,” puji Eko. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)