SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bakal fokus pada tujuh kelurahan dalam mengentaskan kemiskinan di wilayahnya. Tujuh kelurahan tersebut di antaranya, Kelurahan Muktiharjo, Kelurahan Tandang, Kelurahan Tanjungmas, Kelurahan Bandarharjo, Kelurahan Kemijen, Kelurahan Rejosari dan Kelurahan Muktiharjo Kidul.
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengatakan, tujuh wilayah tersebut mendapat prioritas penanganan kemiskinan karena masuk indikator Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan belum masuk dalam program CSR.
“Yang tujuh kelurahan ini bukan tingkat kemiskinan yang ekstrem ya, tapi masuk dalam indikator prioritas pengentasan kemiskinan. Fokus Pemkot penanganannya di tahun 2023 ini,” katanya.
Ketujuh kelurahan itu pun, katanya, sudah disurvei berdasarkan indikator untuk menetapkan wilayah sebagai kantong kemiskinan. Rinciannya meliputi tingkat pendapatan masyarakat, pengangguran dan jumlah anak tidak sekolah.
Lebih lanjut di kelurahan tersebut nantinya akan digali lagi soal indikator miskin dengan melibatkan jajaran OPD untuk menjadi tanggung jawab. Pun juga melibatkan lurah, camat serta pengampu wilayah, serta masyarakat.
“Salah satunya di Tanjung Mas. Bukan hanya satu permasalahan, kemiskinan saja, tapi stunting, TBC, KDRT, pernikahan anak, itu masalah awalnya dari kemiskinan. Kalau wilayah itu bisa naik kelas nantinya bisa hilang dari masalahnya yang terendah,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot Semarang saat ini juga tengah membenahi DTKS. Hal tersebut untuk memastikan data telah update dan menghindari adanya kebijakan tidak tepat sasaran.
Ke depan, dalam upaya pengentasan kemiskinan, pihaknya juga bekerja sama dengan korporasi untuk mendapatkan Corporate Social Responsibility (CSR).
“Nanti kami akan tambah juga dengan CSR. Tidak harus semuanya se-Kota Semarang diberi oleh satu perusahaan. BUMN, BUMD, atau swasta ini kan tersebar di seluruh Kota Semarang,” ujarnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)