SEMARANG, Lingkar.news – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah menyebut bahwa tahun ini, jumlah lulusan SMP yang bisa ditampung dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Negeri di Jawa Tengah hanya berkisar 42 persen. Jumlah tersebut pun dinilai rawan menimbulkan kekecewaan.
“Potensi lulusan SMP sederajat di Jawa Tengah itu sekira 535.000 an. Saat ini, kita memasang rombel kurang lebih 42 persen dari lulusan SMP tersebut,” ungkap Kepala Bidang Pembina SMA pada Disdikbud Jawa Tengah, Syamsudin Isnaini pada Minggu, 18 Juni 2023.
Mengingat sumber daya yang terbatas untuk melayani 535.000 lulusan SMP, pihaknya pun berupaya untuk menciptakan sistem yang adil.
“Dalam PPDB, pasti ada yang kecewa karena tidak diterima. Tapi bagaimana caranya kita menciptakan sistem yang berkeadilan. Dalam mempersiapkan sistem itu, kita juga berkoordinasi dan bekerja sama dengan Ombudsman untuk menguji kebijakan-kebijakan,” terangnya.
Tak hanya berkoordinasi perihal kuota PPDB SMA/SMK, Disdikbud Jateng, kata dia, juga telah mengevaluasi adanya blank spot, KK, dan kebocoran password.
Ia menjelaskan, saat ini, kuota afirmasi untuk anak dari tenaga kesehatan sebesar 3 persen telah dialihkan kepada Anak Tidak Sekolah (ATS). Pendataan ATS pun telah dilakukan dan diharapkan para ATS mau melanjutkan sekolah.
“Dari 17 kabupaten yang masuk dalam penanganan kemiskinan ekstrem, kami sudah menginterval sekitar 6.399 siswa di jenjang menengah yang punya kesempatan untuk bersekolah. Namun demikian kita juga harus menyisir mana yang benar-benar ingin sekolah,” tandasnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Koran Lingkar)