KENDAL, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal akan segera melakukan kerja sama dengan Perusahaan Gas Negara (PGN). Hal ini dalam rangka membangun jaringan pipanisasi gas untuk industri, kendaraan, perahu atau kapal nelayan dan rumah tangga.
Hal ini disampaikan Bupati Kendal, Dico M Ganinduto saat menghadiri acara Karnaval Larung Sesaji dalam rangka Gebyar Gelar Budaya Sadranan Sedekah Laut dan Bumi Kelurahan Bandengan, Kecamatan Kendal pada Minggu, 23 Oktober 2022.
Bupati Dico menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan rencana program bagi nelayan, yakni modifikasi mesin perahu nelayan yang menggunakan bahan bakar solar menjadi menggunakan bahan bakar gas.
“Karena ini sudah dilakukan pilot project di beberapa daerah yaitu nanti kita akan kerja sama dengan PGN, membangun jaringan pipanisasi sampai ke perkotaan sampai ke bandengan. Sehingga, nanti kita modifikasi mesin dari nelayan mereka menggunakan bahan bakar gas,” jelas Bupati Dico.
Ditambahkan juga olehnya, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan PGN guna pembahasan lebih lanjut dan memastikan programnya seperti apa.
“Kemarin saya ketemu dengan direktur PGN, dan Insya Allah akan diterapkan pilot project di Kabupaten Kendal,” imbuhnya.
Bupati Dico memaparkan saat ini pengoperasian jalur pipa distribusi gas PGN dari Semarang sampai Batang sudah dibangun. Rencananya ke depan pipanisasi yang ada di kawasan industri yang ada di Kendal juga akan segera dibangun termasuk kawasan perumahan.
“Programnya nanti untuk nelayan juga untuk kendaraan umum, seperti di daerah lain. Seperti Jakarta taksinya semua sudah memakai bahan bakar gas dan itu lebih murah, lebih ramah lingkungan,” imbuhnya.
Bupati Dico juga mengungkapkan dirinya akan segera melakukan MoU di tahun 2022 ini, sehingga program jaringan pipanisasi gas ini ditargetkan akan bisa diterapkan pada tahun 2023.
“Nanti jaringan induknya selesai. Tahun 2023 bisa kita terapkan. Nanti akan terapkan dulu di pemda, nah nanti semua kendaraan akan kita rubah dimodifikasi untuk disesuaikan dengan bahan bakar gas. Setelah itu nelayan baru masuk perumahan,” ungkapnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)