SEMARANG, LINGKAR – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mempercepat penerapan sistem Circular Economy melalui Kebijakan Implementasi Ekonomi Hijau yang memiliki potensi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
“Sistem Circular Economy sangat diperlukan untuk mengurangi pemborosan sumber daya alam, meminimalkan dampak lingkungan, serta menciptakan nilai ekonomi yang berkelanjutan karena berpengaruh pula pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Selasa 28 Maret 2023.
Circular Economy adalah sebuah konsep ekonomi dalam alur lingkaran tertutup, dimana kita berusaha untuk menggunakan sumber daya, bahan baku maupun produk jadi yang bisa dipakai ulang untuk selama mungkin, dan menghasilkan sampah atau limbah seminimal mungkin. Dimana dalam konsep tersebut menerapkan prinsip 5R yaitu Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Repair.
sumber : sustaination.id
Menurut Gus Yasin, semua pihak terkait harus yakin bahwa akselerasi ekonomi Jawa Tengah bisa dilakukan meskipun dalam himpitan risiko resesi ekonomi. Salah satunya dengan memaksimalkan efek Circular Economy.
Ia menjelaskan bahwa untuk mendukung penerapan sistem Circular Economy, Pemprov Jateng telah menyusun dokumen Pembangunan Rendah Karbon (PRKD) Jateng Tahun 2021-2030 yang saat ini masih dalam proses peninjauan oleh Bappenas.
Selain itu, Pemprov Jateng juga melaksanakan berbagai kegiatan pada dinas teknis yang berorientasi pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta transisi menuju ekonomi hijau.
Pemprov Jateng juga telah menyusun dokumen Rencana Pembangunan Daerah 2024-2026 dengan mengintegrasikan ekonomi hijau dalam isu pembangunan ekonomi tangguh yang berdaya saing, dan berkelanjutan, serta ketahanan sumber daya alam dan lingkungan.
Isu strategis dalam dokumen ini adalah pembangunan rendah karbon, mitigasi perubahan iklim, pembangunan berketahanan iklim (adaptasi perubahan iklim) dan kebijakan tata ruang.
“Penerapan circular economy di Jawa Tengah memiliki potensi yang besar untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan ramah lingkungan,” ujarnya.Wagub mengungkapkan, banyak potensi penerapan Circular Economy di Jawa Tengah. Contohnya adalah pada bidang pertanian, serta perkebunan untuk mengembangkan praktik pertanian regeneratif dan perkebunan yang ramah lingkungan. (ANTA – LINGKAR.NEWS)